Bandung – Lahan seluas 13 hektare lebih yang ditinggalkan ribuan penghuninya di Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, hingga kini masih terhampar kosong. Hanya sebagian lahan yang lebih dikenal berada di kawasan Kiaracondong ini, tengah dibangun taman. Sementara apartemen rakyat yang dijanjikan Ridwan Kamil saat menjadi wali kota selesai dibangun 2016, hingga kini belum ada.
Seperti diketahui pada pertengahan 2015, ribuan rumah dan juga sejumlah pabrik yang berada di Jalan Jakarta, Jalan Banten, dan Jalan Karawang, digusur pemerintah. Warga sudah tinggal di sana lebih dari 20 tahun. Ridwan Kamil menjanjikan akan membangun apartemen rakyat sebanyak seribu unit.
Warga yang sebelumnya terkena gusur, akan menjadi prioritas pertama yang menempati apartemen rakyat itu. Warga gusuran kini menempati rusun sementara di Rancacili.
Sementara itu, kabar terakhir lahan itu kini telah diserahkan Pemkot Bandung ke BUMD Kota Bandung PT Bandung Infra Investama (BII) sebagai suntikan modal.
Meski baru diserahkan sebagai modal tambahan, proses pembangunan yang ditandai dengan groundbreaking telah dilakukan sejak 28 Agustus 2018 lalu.
Jauh sebelumnya atau 3 November 2017, Ridwan Kamil melakukan peletakan batu pertama pembangunan Taman Asia Afrika di lokasi tersebut.
“Hari ini ada momen sejarah. Kita mulai (pembangunan) dengan mendahulukan kepentingan masyarakat. Daripada (lahan kosong) ini menjadi tempat lewat Jin mending dijadikan tempat bermanfaat seramai Alun-alun Bandung di pusat kota,” kata Ridwan Kamil dalam sambutannya saat peletakan batu pertama Taman Asia Afrika.
Setelah 16 bulan berlalu, taman tersebut belum selesai dan masih tertutup untuk umum. Bahkan saat ini masih terlihat sejumlah alat berat bekerja untuk menyelesaikan taman tersebut.
Belakangan muncul di media sosial jika lokasi tersebut akan menjadi Super Block pertama di Kota Bandung dengan sejumlah fasilitas mewah. Di antaranya 12 tower, hotel, kondotel, apartemen dan mal. Superblok itu dinamakan Kiara Artha Park. Pembangunan tersebut akan dilakukan oleh PT Mega Chandra Purabuana (MCP).
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku belum tahu secara detail mengenai rencana pembanguan di lokasi tersebut.
“Secara detail, saya kurang tahu, kurang paham. Yang jelas ini pembangunan kerja sama PT BII. Apakah betul Super Block atau seperti apa saya belum tahu,” katanya.
Oded memastikan lahan Pemkot Bandung yang telah menjadi modal PT BII tersebut tidak boleh dijaminkan atau diagunkan oleh pihak mana pun. “Pokoknya secara teknis akan terus saya kawal,” ujarnya. (tro/ern)