wartaBHINEKA – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan Rapat Koordinasi Monitoring Perkembangan Investasi Kawasan Rempang pada Rabu (12/7) di Kantor Kemenko Perekonomian.
Koordinasi tersebut dilakukan sebagai upaya dalam melakukan percepatan investasi dan penyelesaian isu strategis secara menyeluruh dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Saya rasa langkahnya sudah baik, karena BP Batam telah menyiapkan konsep resettlement untuk masyarakat. Dan hal-hal terkait koordinasi antar instansi bisa kita dudukkan bersama untuk bisa mempercepat proses pengembangan Kawasan Rempang,”kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Pulau Batam sebagai pusat energi terbarukan di Indonesia.
“Proses pengolahan energi solar di Batam nantinya sudah dari hulu ke hilir. Sehingga kita bisa mengekspor energi ke Singapura dan negara lain. Oleh karena itu saya ingin Batam menjadi daerah dengan sumber renewable energy terbaik di Indonesia,” jelas Airlangga.
Guna mendukung pertumbuhan investasi di KPBPB Batam, telah dilaksanakan Launching Program Pengembangan Kawasan Rempang pada 12 April 2023 yang turut dihadiri oleh Provinsi Kepulauan Riau, BP Batam, dan PT Makmur Elok Graha.
Adapun development plan serta rencana investasi di Kawasan Rempang mencapai Rp381 triliun dan target penyerapan tenaga kerja langsung sejumlah 308.000 orang hingga tahun 2080.
Progres kesiapan PT Makmur Elok Graha (PT MEG) untuk mengembangkan Kawasan Rempang terus berjalan, terutama dalam melakukan percepatan investasi sesuai dengan development plan yang telah diluncurkan.
Dalam rencana pengembangan tersebut terdapat beberapa sektor strategis yang akan dibangun, seperti sektor pariwisata, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), sektor perdagangan dan jasa, sektor transportasi, serta sektor perumahan yang seluruhnya mengoptimalkan ruang terbuka hijau.
Rencana Pengembangan Kawasan Pulau Rempang ini diharapkan dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan dan mampu memberikan spillover effect kepada kawasan – kawasan lain di sekitarnya.
Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Hal ini didukung juga dengan pelaksanaan kerja sama ekonomi Sub regional IMT-GT untuk mendukung pengembangan Batam sebagai Green City.
Hal ini diharapkan dapat menunjukkan daya saing Kawasan Strategis Ekonomi Indonesia yang semakin menguat dan mendukung produktivitas ekonomi di negara ASEAN lainnya.
Dalam lingkup yang lebih besar, rencana investasi tersebut diharapkan dapat menjadi katalis dalam upaya percepatan implementasi investasi di KPBPB Batam, Bintan, dan Karimun.
Selain itu, investasi ini diharapkan dapat memicu kembali semangat pertumbuhan ekonomi dengan kerja sama dan koordinasi yang baik antar lembaga terkait.
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam menjadi sebagai salah satu katalis pengembangan kawasan dengan produktivitas ekonomi yang tinggi dalam mendukung perekonomian nasional.
Hal tersebut tercermin melalui pertumbuhan ekonomi Batam yang tumbuh sebesar 6,84% di tahun 2022, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31% dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 5,09%.