Jakarta – Seekor anak gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) lahir di Pusat Konservasi Gajah Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung dari induknya bernama Pleno.
“Telah lahir anak gajah dari induknya Pleno, hari Rabu, 31 Mei 2017 pukul 06.30 WIB,” kata Kepala Balai TNWK Subakir di Lampung Timur, Kamis.
Dia mengatakan, anak gajah yang dilahirkan ini berjenis kelamin betina. “Kondisi anak gajah ini tinggi badannya 72 cm, lingkar dada 96 cm, dan berat badannya 66,3 kg,” ujar dia lagi.
Mantan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung itu menyatakan bayi gajah ini dalam kondisi sehat. Begitu pula induknya setelah melahirkan dalam kondisi normal dan sehat.
Subakir menambahkan dalam masa kelahiran anak gajah Pleno ini didampingi dua dokter hewan yang mengawasi proses kelahirannya.
“Ada dua dokter hewan yang menungguinya, yakni drh Dedi Candra dan drh Desti. Dua dokter hewan ini yang merawat gajah-gajah ini di PKG Way Kambas,” kata dia pula.
Pada Senin (20/3), satu bayi gajah betina lahir di Elephant Response Unit (ERU) Tegalyoso TNWK. Bayi gajah betina itu dilahirkan induknya Riska, dengan berat badan 85 kilogram.
Kemudian pada Senin (27/3), satu bayi gajah sumatera kembali dilahirkan di ERU Tegalyoso. Bayi satwa berbelalai yang merupakan satwa langka dan dilindungi di dunia ini dilahirkan berjenis kelamin jantan dari induknya Dona. Bayi gajah jantan ini memiliki berat badan 89 kg.
Pada 2016 juga telah lahir dua ekor bayi gajah betina yang diberi nama Fitria dari induknya Suli, dan Disti dari induknya Dita. Total kelahiran anak gajah di TNWK dalam dua tahun terakhir ini menjadi lima ekor.
Kelahiran bayi gajah di TNWK menjadi kabar gembira bagi para pencinta lingkungan mengingat populasi gajah liar di hutan TNWK semakin sedikit menyusul marak perburuan gajah liar untuk diambil gading dan giginya oleh para pemburu liar.
Wildlife Conservation Socities (WCS) Indonesia menyebutkan populasi gajah liar di hutan TNWK, Provinsi Lampung saat ini hanya tersisa 247 ekor.
Hasil survei WCS tahun 2002, terdapat 220 gajah liar di hutan TNWK. Jumlah ini meningkat lebih banyak pada tahun berikutnya. Hasil survei tahun 2010 disebutkan populasinya berjumlah 247 gajah. Jumlah ini bisa saja berkurang mengingat masih sering terjadi perburuan gajah liar.
WCS mengkhawatirkan penurunan populasi gajah liar ini, bagi masa depan pelestariannya, terutama keberlangsungan ekosistem di sekitarnya dan bagi ilmu pengetahuan jika gajah di Sumatera ini tidak dijaga bersama-sama.
Kekhawatiran penyusutan populasi gajah liar itu juga dialami di hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang berada di wilayah Provinsi Lampung dan Bengkulu.