Jakarta, WartaBhineka – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia sepanjang 2023 mencapai US$ 221,89 miliar atau turun 6,55% dibandingkan 2022. Nilai itu terdiri dari impor nonmigas sebesar US$ 186,06 miliar dan impor migas US$ 35,83 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia sepanjang 2023 adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84). Nilainya mencapai US$ 32,16 miliar atau mencakup 14,49% terhadap total impor.
“Sepanjang 2023 komoditas yang paling banyak diimpor oleh Indonesia adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mencakup sekitar 14,49% dari total impor di 2023 dengan nilai impor sebesar US$ 32,16 miliar. Impor komoditas ini meningkat 1,85% dibandingkan 2022,” kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Negara asal utama impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya paling banyak berasal dari Tiongkok yang mencakup 45,55% dari total komoditas yang diimpor. Kemudian Jepang 10,99% dan Korea Selatan 5,46%.
Komoditas selanjutnya yang paling banyak diimpor selama 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$ 25,78 miliar, serta besi dan baja US$ 11,38 miliar. Komoditas itu diimpor paling banyak dari China dengan share masing-masing 52,58% dan 27,18%.
Lalu kendaraan dan bagiannya selama 2023 impor senilai US$ 10,20 miliar di mana paling banyak berasal dari Jepang dengan share 26,30%. Terakhir plastik dan barang dari plastik impor senilai US$ 9,40 miliar di mana paling banyak berasal dari China dengan share 30,04%.
Jika dilihat menurut komoditas yang mengalami peningkatan nilai impor tertinggi selama 2023, pertama adalah serealia yang mengalami peningkatan nilai sekitar US$ 1 miliar dibandingkan 2022.
Komoditas lain yang mengalami peningkatan nilai impor di antaranya kendaraan udara dan bagiannya, piranti lunak, barang digital dan barang kiriman, kapal, perahu dan struktur terapung, serta bijih logam, terak dan abu.
.
( Sumber: detik)