Menkeu: Serangan ke Terusan Suez Ancam Ekonomi RI

Jakarta, wartaBhineka – Serangan Milisi Houthi di Laut Merah ternyata berpotensi menganggu perekonomian Indonesia. Menurut Bank Indonesia (BI), hal ini disebabkan sejumlah hal.

Serangan Milisi Houthi di Laut Merah ternyata berpotensi menganggu perekonomian Indonesia. Menurut Bank Indonesia (BI), hal ini disebabkan sejumlah hal.

Awalnya dalam Virtual Seminar LPPI “Menangkap Peluang di Tengah Perlambatan Ekonomi Global”, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, menjelaskan perekonomian dunia saat ini dilanda ketidakpastian. Dua di antaranya adalah konflik di Eropa dan Timur Tengah.

“Tensi geopolitik, apakah yang terjadi di Eropa maupun Middle East memberi ketidakpastian terhadap ekonomi global,” tuturnya Jumat Jumat (23/2/2024).

Khusus konflik di Timur Tengah, Destry menjelaskan bahwa persoalan tersebut bisa berdampak terhadap ekonomi Indonesia dalam sektor logistik. Pasalnya, serangan Milisi Houthi di Laut Merah menganggu kinerja berbagai perusahaan perkapalan global.

Sebab, sebagaimana diketahui, Laut Merah menjadi salah satu jalur bagi kapal untuk melewati Terusan Suez. Konflik di Laut Merah membuat berbagai perusahaan perkapalan memutar lewat Afrika Selatan, hal ini menyebabkan ongkos perkapalan menjadi lebih mahal.

“Kejadian di eropa di mana pengiriman distribusi barang terganggu, yang biasanya lewat Terusan Suez kini harus berputar karena konflik di Middle East dan ini berakibat barang terlambat terkirim 10 hari. Ini bisa menganggu supply side ekonomi kita,” tuturnya.

Di sisi lain, ia menjelaskan gangguan suplai tersebut bisa menyebabkan lambatnya disinflasi atau penurunan laju inflasi. Hal ini pun disinyalir membuat The Fed mempertahankan kebijakan higher for the longer yakni suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama.

Kebijakan higher for the longer pun akan mempengaruhi harga yield alias obligasi di berbagai negara lain. Akibatnya, Indeks Dolar (DXY) yang digunakan sebagai pengukur untuk menunjukkan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, terus mengalami penguatan.

“Ini yang terjadi di ekonomi global yg paling tidak mempengaruhi perekonoman kita di sektor keuangan maupun riil,” sebutnya.

.

(Sumber:detik.com)

You May Also Like

More From Author