Jakarta, WartaBhineka – Jokowi menyinggung kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Kata Jokowi meski sudah ada transportasi umum, Jakarta masih macet.
Kemacetan identik dengan Ibu Kota Jakarta. Pemerintah juga sudah melakukan beragam upaya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dengan menyediakan ragam transportasi umum. Meski begitu, macet di Ibu Kota belum juga berkurang.
Hal ini juga turut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Jokowi meminta agar transportasi umum dibangun lebih masif lagi. Dengan demikian, pengguna kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi umum.
“Di Jakarta, kalau di Jakarta ini macetnya sudah bertahun-tahun, kita sudah ada KRL, ada LRT, ada MRT, ada kereta cepat, ada TransJakarta, itupun masih macet di semua titik,” kata Jokowi saat meresmikan Terminal Samarinda Seberang yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden.
Jakarta Kota Termacet ke-30 di Dunia. Bicara kemacetan di seluruh dunia, peringkat Jakarta memang turun. Dalam laporan tahunan yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta menduduki peringkat ke-30 kota termacet di dunia tahun 2023. Tahun sebelumnya, Jakarta menjadi kota termacet ke-29 di dunia.
Meski posisinya turun, menurut TomTom Traffic Index lalu lintas Jakarta sepanjang 2023 justru makin macet. TomTom Traffic Index mencatat, untuk perjalanan 10 km di Jakarta membutuhkan waktu rata-rata 23 menit dan 20 detik. Padahal, tahun 2022 terdata untuk perjalanan 10 km waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 22 menit 40 detik.
Berdasarkan catatan TomTom, waktu paling macet di Jakarta terjadi pada 9 Maret 2023. Pengendara harus menempuh 30 menit 10 detik untuk berkendara 10 km.
Selama setahun, warga Jakarta membuang 117 jam atau setara 4 hari 21 jam karena berkendara saat macet. Angka itu lebih lama 10 jam 21 menit dibanding tahun 2022.
“Meningkatnya biaya bahan bakar dan konsumsi bahan bakar akibat waktu perjalanan yang lebih lama, jelas berdampak pada anggaran pengendara yang harus menggunakan mobilnya setiap hari untuk berangkat kerja. Di lebih dari 60% dari 351 kota tempat TomTom mengumpulkan harga bahan bakar, rata-rata anggaran bahan bakar meningkat sebesar 15% atau lebih antara tahun 2021 dan 2023. Peningkatan konsumsi ini secara alami berdampak langsung pada rata-rata emisi CO2 per kendaraan,” sebut TomTom dalam siaran persnya, Rabu (10/1/2024).
.
(Sumber: detik.com)