Jakarta – WartaBhineka, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I-2024. Laju pertumbuhan itu lebih pesat dibandingkan pertumbuhan negara-negara tetangga atau negara dengan perekonomian besar lain. Berdasarkan data Trading Economics, di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibanding Malaysia yang 3 persen dan Singapura yang hanya 2,7 persen.
Sementara itu, jika dibanding dengan negara yang tergabung dalam G20, pertumbuhan ekonomi RI mengungguli Amerika Serikat (AS) (tumbuh 3 persen), Korea Selatan (3,4 persen), hingga Arab Saudi (-1,8 persen).
Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Vietnam yang tumbuh 5,66 persen dan China yang tumbuh 5,3 persen.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini tidak terlepas dari adanya momentum pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan Ramadhan.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, konsumsi rumah tangga memiliki distribusi 54,93 persen terhadap PDB, tumbuh 4,91 persen.
Dengan pertumbuhan itu, konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,62 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi. “Konsumsi rumah tangga, masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran,” kata dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Lebih lanjut Amalia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga salah satunya didorong oleh momen Ramadan. Momen yang terjadi pada pengujung Februari hingga Maret itu mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman.
“Bulan Ramadan yang berlangsung di triwulan I 2024, turut mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” ujarnya.
Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar kedua ialah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Sumber pertumbuhan ini memiliki distribusi 29,31 persen terhadap PDB, tumbuh 4,91 persen, sehingga berkontribusi 1,19 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan PMTB didorong pertumbuhan seluruh kelompok barang modal, kecuali kendaraan,” katanya.
.
( Sumber: kompas.com)