Tidak kurang 12 kecamatan dari 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul saat ini mengalami kekeringan. Telaga yang sebelumnya dimanfaatkan warga juga sudah kering.
Bukan saja wilayah Gunungkidul bagian selatan yan mengalami kekeringan namun juga di wilayah utara. Pemerintah Kecamatan Gedangsari telah mengajukan bantuan droping air bersih ke BPBD DIY.
Camat Gedangsari Imam Santoso menjelaskan bahwa ia sudah mengirimkan surat ke BPBD DIY
Imam Sanoso menerangkan lebih lanjut, di Kecamatan Gedangsari sudah ada tujuh desa yang terdampak kekeringan. Ketujuh desa itu adalah Desa Watugajah, Hargomulyo, Tegalmulyo, Sampang, Serut, Ngalang dan Mertelu. Pengajuan bantuan droping air bersih ke BPBD DIY, ditujukan untuk membantu pihak kecamatan dalam menangani persoalan krisis air tersebut.
“Sampai saat ini kami terus berupaya memberikan bantuan kepada warga. Tidak hanya dengan mengoptimalkan tangki-tangki milik kecamatan, kami juga berupaya mencari bantuan dari pihak swasta dan instansi lainnya,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Budhi Harjo menerangkan, setelah anggaran droping air bersih yang dialokasikan BPBD habis, pihaknya baru meminta bupati menetapkan status siaga darurat kekeringan. Baru kemudian pihaknya akan meminta bantuan ke BNPB.
“Dokumennya sudah siap semua, tetapi (bupati) memang belum mengeluarkan status terbaru. Mungkin karena anggaran kita untuk droping air masih mencukupi,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, BPBD Gunungkidul tahun ini mengalokasikan anggaran droping air bersih sebanyak Rp 600 juta. Anggaran tersebut saat ini masih sisa sekitar Rp 250 juta, diperkirakan anggaran tersebut masih mencukupi sampai November mendatang.
“Selain itu bantuan dari swasta cukup banyak,” ungkapnya.
Adapun 12 kecamatan di Gunungkidul yang terdampak kekeringan, di antaranya yakni Kecamatan Rongkop, Paliyan, Panggang, Girisubo, Purwosari, Tepus, Tanjungsari, Nglipar, Patuk, Ponjong, Ngawen dan Gedangsari.