Bali (wartaBHINEKA.com) – Semerbak wangi bunga dan dupa di antara dentingan suara genta menyebar di kawasan Pura Besakih di lereng Gunung Agung Bali, mewarnai suasana persembahyangan sejumlah umat Hindu bertepatan dengan Purnama Kapat. Purnama Kapat atau purnama keempat adalah penghitungan waktu berdasarkan kalender Bali pada Kamis (5/10/2017).
“Mari bersama-sama berdoa agar jagad (bumi) Bali dan Indonesia umumnya tetap tenteram dan damai. Umat yang ingin bersembahyang tidak harus datang ke Besakih, tetapi bisa ‘ngastiti’ dari ‘Rong Tiga’ tempat suci keluarga masing-masing,” tutur Mangku Jana.
Lintas Agama Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat telah menggagas untuk menggelar doa lintas agama pada Kamis (5/10) pukul 12.00 waktu setempat. Umat beragama selain Hindu, dapat berdoa sesuai dengan tata cara agama masing-masing untuk memohon kedamaian alam semesta beserta seluruh isisnya.
Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali menindaklanjuti hal itu dengan mengeluarkan surat seruan tertanggal 3 Oktober 2017 yang khusus ditujukan kepada umat Hindu. Doa lintas agama yang dilaksanakan oleh seluruh umat yang tinggal di Pulau Dewata untuk memohonkan kepada Tuhan supaya Gunung Agung di Kabupaten Karangasem tidak jadi erupsi.
Sekalipun erupsi, mereka diajak memohon lewat doa bersama untuk kedamaian semesta ini supaya dapat membawa kerahayuan dan keselamatan seluruh umat.
“Jika dilihat dari ajaran Hindu, kalau berdoa bersama-sama pada jam yang sama, hari yang sama dengan hati yang tulus untuk kerahayuan jagat, maka vibrasi itu melebihi dari berbagai doa kelompok yang dikatakan cukup hebat,” ujar Sudiana yang juga guru besar Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dikutip dari Antara.
Doa bersama secara serentak itu bisa dilakukan di Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan, Pura Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Pura Swagina, sanggah, tempat kerja. Intinya di manapun mereka berada.
Demikian pula seluruh pemangku agar berkumpul di pura masing-masing pada jam yang sama untuk berdoa. Bagi yang bekerja, bisa berdoa di tempat kerja, bagi yang sakit bisa berdoa dari tempat tidur. Oleh karena itu doa tidak akan putus.
Ketua FKUB Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menilai doa bersama sekaligus merupakan suatu penyatuan pikiran, perasaan, hati, dan keyakinan. Dia bersama itu mendoakan seluruh jagat raya supaya damai.
Pada hari Purnama Kapat tersebut juga digelar ritual selain di Pura Besakih juga di Pura Ulundanu Batur di Kabupaten Bangli. Mereka mengharapkan dengan doa yang tulus oleh orang yang tulus dari seluruh umat beragama, membuat apa yang dimohonkan bisa terkabul.
Sekalipun terjadi erupsi Gunung Agung, hendaklah peristiwa itu bukan dianggap sebagai bencana. Namun, peristiwa alam itu menjadi pembelajaran semua orang, misalnya dari sisi tata ruang, jalur-jalur lahar supaya tidak kembali menjadi pemukiman warga.
“Lewat doa ini, kita semua berharap agar Bali tetap aman, damai, rahayu, dan semakin makmur, sekalipun jadi meletus ataupun tidak,” harap Putra Sukahet.