Jakarta, WartaBHINEKA – Difteri adalah suatu penyakit yang ditandai dengan panas kurang lebih 38oC, disertai denga adanya pseudomembran (selaput tipis) putih ke abu – abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tidak mudah lepas dan mudah berdarah. Kuman Penyebab Difteri yakni Corynebacterium diphtheriae.
Difteri ditularkan melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi. Carrier, pernafasan (droplet infection, muntahan, luka (difteri kulit), mencemari tanah sekitarnya, Penderita DIfteri memiliki gejala seperti demam, nyeri menelan atau sakit tenggorokan batuk atau pilek, nafsu makan menurun, lesu, timbul selaput berwarna putih keabuan yang mudah berdarah, pembengkakan kelenjar life pada leher, suara serak, kesulitan bernafas.
Menurut Dr. Megawati Wijaya ” Indikasi kasus Difteri mesti cepat untuk di lakukan penanggulangan, dimana kasus ini dapat menyebabkan lkemataian kepada penderitanya. kasus difteri secara dini, peetapan KLB, pengambilan dan pemeriksaan spesimen, pemeberian profilaksis terhadap semua kontak kasus, pemberian imunisasi tambahan (ORI) pada populasi beresiko, melibatkan lintas program, dan lintas sektor”, Jumat 22 Desember 2017.
Difteri terbagi menjadi Patogenesis Difteria, Difteria Faring – laring, Difteria kulit dan mukosa, Difteria mata secret serosanguineus, difteria kulit.
Cara pencegahan kasus Difteri seperti melakukan vaksinasi, Vaksinasi DPT, HB, HIB, Diptheri, pertussis, tetanus, hepatitis B, Hemofilus Influenza, Tibe B, umur 5- 7 tahun menggunakan DT Diptheri Tetanus, Usia 7 – 19 tahun Digunakan Tetanus Diptheri. Kemudian usia 19 tahun keatas dapat dilakukan sendiri di rumah sakit, klinik secara mandiri (Booostrix).
Sampai Saat ini jumlah penderita tercatat di rawat di rumah sakit pusat infeksi Suryanti Suroso sebanyak 73 orang anak anak dan dewasa sejabodetabek.