3 Reaksi Stres

Jakarta, WartaBHINEKA – Dalam menjalani kehidupan sehari – hari sebagai makhluk hidup, manusia pernah mengalami apa itu namanya stres. Stres berawal dari ketegangan yang merupakan reaksi fisik (badan), psikis (mental), dan perilaku seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan baik yang berasal dari lingkungan dan dirinya sendiri.
Stres kerap mempengaruhi perkembangan dan kematangan kepribadian manusia, dengan menguasai stress akan dicapai tingkat adaptasi baru sebagai suatu pengalaman dan sebuah proses belajar. Permasalahannya stres dapat menyerang kesehatan apabila dihayati secara berlebihan, dan berlarut larut.
Kemampuan manusia untuk menanggulangi stress bergantung kepada corak, berat stres, keadaan fisik, psikis sosial, dan kepribadiannya. Stres yang berkepanjangan akan menimbulkan Distres, yakni dapat bermanifestasi dalam bentuk gejala – gejala fisik, psikis maupun perilaku pada akhirnya hal ini akan menggangu pekerjaan dan keseharian.
Bentuk gejala fisiknya seperti lesu, lemah, sakit kepala, berdebar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gairah sex menurun. Sedangkan gejala psikisnya Stres dapat berakibat sulit tidur,gangguan konsentrasi, cemas, murung, kehilangan minat kegembiraan, putus asa dan gangguan jiwa lainnya.
Perilaku seperti  gelisah, agresif, menarik diri, melamun, mudah lelah, mudah tersinggung, bicara kacau akan mempengaruhinya.
Pada saat seminar kesehatan ke – 9, (9/3/2018) ,  Dr Soehendro W SpKJ, dari RS Pluit menuturkan “Tingkat reaksi stress terbagi menjadi 3 yaitu, “Reaksi alam tubuh dalam keadaan siaga, organ tubuh belum terpengaruh, Adaptasi Organ tubuh menyesuaikan diri dengan mengadakan perubahan metabolisme sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, frekuensi napas, ketegangan otot, pengeluaran keringat untuk  menghadapi atau menekan stressor, serta Kelelahan.Fungsi organ tubuh terganggu yang akan menimbulkan gangguan kesehatan hingga kematian”.
Untuk mengatasinya setiap manusia yang mengalaminya ada baiknya dalam kehidupan diperlukan keberanian untuk mengubah apa yang dapat diubah, kerelaan agar dapat menerima apa yang tidak dapat diubah dan kebijaksanaan untuk membedakan antara apa yang dapat diubah dan apa yang tidak dapat diubah dan terpenting percaya akan kekuataan doa sehingga dapat melewatinya. (ISH)

You May Also Like

More From Author