JAKARTA, WartaBHINEKA – Proses evakuasi korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus dilakukan di area Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Data sampai dengan Senin (6/8/2018) pukul 20.00 WIB, Tim Gabungan yang dikoordinasi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 4.636 orang dari tiga Gili tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah tersebut ternyata jauh lebih banyak dari perkiraannya. “Ternyata yang dievakuasi bukan hanya wisatawan, baik asing maupun domestik, ternyata juga penduduk lokal, termasuk karyawan hotel, resort, restoran yang ada di sana,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
“Begitu sampai di Pelabuhan Benoa langsung disediakan bus-bus yang mengantarkan para wisatawan ke Bandara Internasional Ngurah Rai, ada juga sebagian wisatawan yg tetap tinggal di hotel di Bali,” jelas Sutopo. Sementara itu, 193 orang dievakuasi ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Hanya satu kapal yang melayani, yaitu KM Sindo Dwi Utama. Untuk Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, terdapat 3.673 orang yang dievakuasi menuju pelabuhan tersebut.
Evakuasi dilakukan dengan tujuh kapal milih Basarnas, yakni RB 220 Mataram, Boat KPLP, Super scott boat, KM Putri Island, KM Eka Jaya 25, KM Eka Jaya 26, dan KMP Nusa Penida. Sutopo mengatakan bahwa proses evakuasi di tiga Gili masih berlangsung. Namun, jumlahnya sudah tidak sebanyak di hari-hari sebelumnya. Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.
BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. (Dikutip dari Kompas.com/7/8/2018)