Waspada, Gejala DBD Sudah Tidak Ada Lagi Bintik Merah Di Kulit

WartaBHINEKA.com – Jakarta, Orangtua sebaiknya lebih teliti memeriksa kesehatan anak.

Demam Berdarah Dengue (DBD) yang marak saat ini memiliki gejala baru, yakni tidak lagi ditandai bintik atau bercak merah pada kulit.

Kondisi ini jangan membuat orangtua lengah terhadap penularan penyakit mematikan. DBD Memiliki gejala baru.

Menurut dr Hittoh Fattory SpA, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balikpapan, saat ini gejala khas untuk demam berdarah tidak seperti dulu, tidak ada lagi bintik merah di kulit dan sebagainya.

“Itu tidak terlalu terlihat, dan tidak mesti keluar seperti itu,” ungkap , dr Hittoh, (6/1/2019)

Jadi, kata dokter Kittoh menegaskan, gejala khas DBD tidak seperti dulu lagi, yang ditandai timbul bercak-bercak merah di tubuh, atau terjadi pendarahan kulit, atau biasanya pasien mengalami mimisan ditandai keluar darah dari lubang hidung.

“Sekarang tidak semua pasien mengalami gejala seperti itu.Jadi kalau demam panas harus sudah dicek dengan laboratorium, karena gejala demam berdarah salah satunya panas tinggi hingga 40 derajat, harus dilakukan observasi di rumah sakit,” kata Hittoh.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Balikpapan Sri Soetantinah mengatakan hal serupa.

Tantin sapaan Sri Soetantinah, menyebutkan, saat ini gejala demam berdarah tidak seperti dulu, selalu ditandai bintik-bintik merah keluar.

“Indikasinya sudah berubah, intinya semua harus waspada. Termasuk dalam kata siaga. Memang sudah siaga, namun untuk kategori kasus luar biasa ( KLB) belum,” kata Tantin.

Ada prosedurnya jika wabah dicanangkan KLB, satu di antaranya ada peningkatan kasus dua kali lipat dalam kurun waktu tertentu. Ada kurun waktu tertentu.

Menurut Dokter Hittoh, anak penderita DBD pasti mengalami gejala demam. Namun tidak hanya demam, ada beberapa gejala lain yang harus diperhatikan.

Dan untuk memastikan apakah anak terjangkit DBD, sebaiknya dilakukan tes darah. Menurutnya ada beberapa fase yang harus diperhatikan, yaitu fase saat pasien kritis.

Biasanya, fase kritis ini pasien yang awalnya demam, akan turun secara perlahan.

Saat panas turun, biasanya pasien justru tambah lemas. Pada fase ini, pasien mengalami panas selama tiga hari, dan pada hari ke tujuh fase penyembuhan.

“Fase kritis itu biasanya suhu tubuh mulai turun, ini harus lebih waspada saat panas turun, khususnya pada anak-anak yang demamnya turun, namun anaknya tambah lemas, tidak mau makan dan minum. Berbeda dengan anak sehat jika panas turun, mereka (anak) kembali bermain dan berlari-lari,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author