Disinggung Presiden AS, Ini Deretan Proyeksi Jakarta Akan Tenggelam

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung soal Indonesia harus memindahkan ibu kotanya karena Jakarta diproyeksikan akan tenggelam. Proyeksi Jakarta akan tenggelam bukan kali ini saja ramai dibicarakan. Sudah ada sederet kajian terkait hal ini.

Pernyataan soal Indonesia itu disampaikan Biden saat mengunjungi kantor Direktur Intelijen Nasional. Dikutip dari situs resmi White House, Jumat (30/7/2021), pernyataan itu disampaikan dalam sambutannya di depan para pemimpin badan intelijen di AS.

Biden mulanya berbicara mengenai ancaman terbesar yang dihadapi AS. Dia mengatakan Departemen Pertahanan mengungkapkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi AS.

“Kita berada dalam situasi di mana–pikirkan ini, pikirkan tentang ini: Saya tidak akan pernah melupakan pertama kali saya terjun ke tank sebagai wakil presiden, setelah saya terpilih. Departemen Pertahanan mengatakan apa ancaman terbesar yang dihadapi Amerika: perubahan iklim,” kata Biden.

Biden mengatakan kini permukaan air laut terus meningkat. Dia mengungkapkan, ke depannya, akan banyak orang bermigrasi dan memperebutkan tanah yang subur. Biden mencontohkan Afrika Utara.

Baru kemudian Biden menyinggung Indonesia. Menurutnya, jika apa yang diproyeksikan benar, dalam 10 tahun ke depan Indonesia harus memindahkan ibu kota karena akan tenggelam.

“Tapi apa yang terjadi–apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?” kata dia.

“Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkungan,” imbuh Biden.

Proyeksi yang disampaikan Biden terkait Jakarta yang akan tenggelam bukan yang pertama. Sebelumnya, sudah ada sederet kajian soal proyeksi Jakarta tenggelam.

Dirangkum detikcom, Jumat (30/7), berikut ini deretan proyeksi Jakarta akan tenggelam:

NASA

Prediksi Jakarta sangat berisiko dan rentan tenggelam pernah diungkapkan NASA pada laman resminya. Laporan ini dirilis pada Mei 2021. Penyebabnya, kombinasi banyak faktor, perubahan iklim, jumlah penduduk yang terus bertambah, juga eksploitasi air di ibu kota RI itu.

“Dengan meningkatnya suhu global dan pencarian lapisan es, banyak kota pesisir menghadapi risiko banjir yang semakin besar. Itu dikarenakan kenaikan permukaan air laut,” tulis NASA.

Rata-rata permukaan laut global naik sebesar 3,3 milimeter per tahun. Sudah begitu, hujan semakin intens dengan atmosfer yang makin panas.

Selain itu, turunnya permukaan tanah Jakarta juga dipercepat oleh urbanisasi, perubahan fungsi lahan, dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Menyempit atau tersumbatnya saluran sungai dan kanal oleh sedimen dan sampah juga turut mempercepat penurunan tanah Jakarta.

NASA juga menyebut Jakarta berpotensi tenggelam karena adanya penyedotan air tanah secara ekstrem. Akibatnya, 40 persen permukaan tanah di Jakarta berada di bawah permukaan laut saat ini

Verisk Maplecroft

Selanjutnya, berdasarkan hasil laporan konsultan risiko Verisk Maplecroft, seperti dikutip dari Time, Jumat (14/5/2021), dari 100 kota di dunia, sebanyak 99 diantaranya berada di Asia, sementara Eropa menjadi rumah bagi 14 dari 20 kota teraman.

DKI Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota yang paling berisiko cepat tenggelam akibat naiknya permukaan laut dan penurunan tanah yang disebabkan menipisnya akuifer alami di bawah kota karena seringnya pengambilan air tanah yang sampai saat ini masih terjadi.

Ditambah dengan banjir yang sering melanda, kota metropolitan tersebut diperkirakan akan tenggelam pada 2050. Namun ramalan soal DKI Jakarta tenggelam pun bukan yang pertama kali. Sebelumnya pun beberapa pihak sudah merilisnya.

Ditjen SDA PUPR

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi juga menjelaskan permukaan tanah Jakarta setiap tahunnya turun 2-20 cm. Sementara rata-rata penurunannya mencapai 7,5 cm setiap tahunnya.

Atas perhitungan tersebut, diperkirakan pada 2020 sekitar 90 persen wilayah Jakarta bisa terendam banjir.

“Itu karena rob atau banjir dari air laut karena penurunan permukaan tanah. Pada 1990, 12 persen dari Jakarta itu menderita banjir. Kita ramalkan pada 2020, 90 persen akan tenggelam apabila tidak ada penanganan,” tuturnya di Cilincing, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Bappenas

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro juga pernah mengungkapkan Jakarta bisa tenggelam pada 2030. Hal itu disampaikannya saat meninjau pembangunan proyek tanggul pengamanan pantai paket 2 di Kalibaru Cilincing, Jakarta Utara, pada 2017.

Kepada Sandiaga Uno, yang saat itu menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bambang menyampaikan mengenai bahaya penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara.

“Dengan bahaya tingkat penurunan permukaan tanah di Jakarta yang saat ini semakin meningkat, pada tahun 2030, kondisinya Jakarta akan terkena ancaman banjir dari laut di seluruh wilayah Jakarta Utara. Lalu ada juga potensi banjir yang datang dari gunung. Jadi dia akan terancam banjir besar dari dua arah, di mana Jakarta utara dan sebagian wilayah Jakarta Pusat akan terdampak,” kata Bambang kepada Sandi dalam ruang rapat lokasi proyek di Kalibaru, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2017).

Kementerian PUPR

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sudah terlebih dahulu menyebutnya. Pada 2014, Kementerian PU memperkirakan, bila tak ada proyek giant sea wall atau tanggul laut ‘Garuda Raksasa’, sebagian wilayah DKI Jakarta akan tenggelam karena penurunan permukaan tanah. Berdasarkan perkiraan, Jakarta akan tenggelam pada 2050 atau bahkan bisa lebih cepat dari estimasi.

“Di Jakarta sekarang sudah 10-12 cm per tahun turunnya (permukaan tanah). 15 tahun ke depan ini artinya nggak lama lagi (Jakarta akan tenggelam). Hitung-hitungnya dengan kondisi sekarang tidak ada satu pun sungai di Jakarta bisa mengalir karena turun 5-7 meter,” kata Basuki Hadimuljono, yang saat itu menjabat Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Senin (6/10/2014).

Berdasarkan dokumen masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), wilayah DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah pada laju yang mengejutkan, rata-rata 7,5 cm per tahun. Berdasarkan dokumen tersebut disebutkan tinggi permukaan laut akan mencapai 5 meter di atas permukaan jalan Jakarta pada 2050.

sumber https://news.detik.com/

Simak juga video ‘Biden Bicara Disinformasi Covid-19 di Medsos: Mereka Membunuh Orang!’:

https://20.detik.com/embed/210717043?smartautoplay=true&unmute=true


You May Also Like

More From Author