Jakarta, WartaBhineka – Untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mendesak, Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024 mengajak generasi muda dan masyarakat luas untuk bersatu melawan polusi plastik. Hal itu dilakukan melalui sebuah inisiatif kreatif bertajuk Parade Monster Plastik.
Parade tersebut digelar di tujuh kota besar di Indonesia, yakni Makassar, Ambon, Jakarta, Pontianak, Sorong, Salatiga, dan Gorontalo, pada 26 hingga 28 Oktober 2024. Parade Monster Plastik digelar dengan mengarak monster raksasa yang terbuat dari sampah plastik, menelusuri jalan-jalan utama di setiap kota. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah plastik sekali pakai dan pentingnya tindakan nyata dalam menjaga lingkungan hidup.
“Aksi ini diadakan untuk mengedukasi terkait sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar, terutama pada individu yang mengkonsumsi minimal tiga sampah plastik setiap hari,” kata Koordinator Nasional Penjaga Laut, Erwin Falufi Irianti.
Melalui gerakan nyata ini, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk berkontribusi dalam pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Ini bisa dimulai dengan langkah kecil, seperti mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan menerapkan daur ulang. Parade Monster Plastik di Makassar, Gorontalo, dan Ambon diselenggarakan pada 26 Oktober; Jakarta dan Pontianak pada 27 Oktober; serta Sorong dan Salatiga pada 28 Oktober.
Penjaga Laut, EcoDefender, Yayasan EcoNusa, dan Metis menginisiasi parade tersebut di Makassar, Ambon, Jakarta, Pontianak, dan Sorong. Sedangkan kegiatan di Salatiga diinisasi oleh SMP Stella Maris dan di Gorontalo oleh Japesda. Dalam proses pembuatan monster plastik tersebut, para anak muda yang terlibat mengumpulkan puluhan kilogram sampah plastik yang diambil dari lingkungan sekitar. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai komunitas lokal, sekolah, dan organisasi lingkungan, yang berkolaborasi untuk menyebarluaskan pesan penting ini.
“Parade ini bukan hanya sekadar tontonan. Kami ingin masyarakat memahami dampak negatif dari sampah plastik dan memotivasi mereka untuk melakukan perubahan. Edukasi menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini,” kata koordinator Aksi Muda Jaga Iklim untuk Ambon, Suci Muhairan Eddy.
Sampah plastik memiliki dampak yang luas terhadap krisis iklim, tidak hanya mencemari daratan dan lautan tetapi juga berkontribusi pada emisi karbon yang berbahaya. Laporan dari The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ (2020) dalam studi berjudul Breaking the Plastic Wave menyatakan bahwa tanpa intervensi, jumlah sampah plastik yang memasuki lautan bisa mencapai 29 juta metrik ton per tahun pada 2040.
Studi ini juga menyoroti bahwa polusi plastik laut akan meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade jika tidak ada langkah signifikan untuk mengurangi limbah plastik. Sampah-sampah ini mengancam satwa laut, merusak ekosistem, dan pada akhirnya masuk dalam rantai makanan manusia.
Sedangkan studi yang dilakukan Travis P. Wagner (2017) memperkirakan masyarakat dunia membuang 5 triliun sampah kantong plastik setiap tahunnya. Padahal, secara rata-rata, kita hanya menggunakan kantong plastik selama 12 menit sebelum dibuang.
Di Indonesia, kantong plastik juga masih jadi barang konsumsi sehari-hari. Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya.
Parade Sampah Plastik merupakan bagian dari Aksi Muda Jaga Iklim 2024. Puncak aksi tersebut dihelat serentak di 1.285 lokasi di seluruh Indonesia pada 26 Oktober 2024 untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96. Sekitar 65.000 orang muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024.
.
(Sumber; Republika.co)