Jakarta – Gula rafinasi adalah gula yang memiliki warna lebih putih dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Sejumlah besar makanan yang Anda makan sebenarnya mengandung gula yang memiliki tingkat kemurnian tinggi ini. Gula jenis ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti lemak dan kolesterol.
Apa bedanya gula putih dengan gula rafinasi?
Gula mentah sebagai hasil olahan pertama adalah sukrosa yang disintesis dari tebu dan belum dapat dikonsumsi secara langsung. Setelah diolah lagi, gula mentah akan menjadi gula rafinasi.
Pada pemrosesan untuk menjadi gula ini, kandungan molases atau cairan kental yang mengandung gula telah dihilangkan. Pembuatan gula rafinasi dimulai dari kristal gula mentah yang direndam, untuk dilembutkan di dalam sirop terkonsentrasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lapisan cokelat pada kristal tanpa membuatnya larut.
Kristal yang telah bersih, kemudian dicampurkan ke dalam cairan yang kemudian disaring dari kotoran-kotoran yang tertinggal. Cairan larutan gula ini kemudian direbus dan didinginkan hingga terbentuk kristal gula putih.
Gula ini banyak digunakan di dalam berbagai industri karena lebih murni dan berpenampilan lebih bersih dibandingkan gula mentah.
Kenapa gula rafinasi berbahaya?
Jika Anda mengonsumsi gula ini, tubuh Anda akan membutuhkan vitamin B kompleks, kalsium, dan magnesium untuk mencerna gula ini, karena tingkat kemurniannya yang sangat tinggi.
Hal ini menyebabkan secara mendadak tubuh Anda ‘mencuri’ ketersediaan vitamin B kompleks dari sistem saraf, mengambil kalsium dan magnesium dari tulang dan gigi yang dapat menyebabkan osteoporosis atau masalah kesehatan lainnya.
Anda akan mengalami pengeroposan tulang jika Anda mengonsumsi gula rafinasi secara terus menerus.
Bahaya lainnya adalah meningkatnya risiko diabetes yang sangat tinggi karena gula ini mudah sekali terpecah menjadi glukosa dan menyebabkan terjadinya hiperglikemia (suatu keadaan gula terlalu tinggi dalam darah) atau juga Anda akan mengalami hipoglikemia (suatu keadaan rendahnya gula darah), karena tubuh melepas insulin secara berlebihan.
Gula rafinasi yang dapat mengambil vitamin B komplek dari syaraf disinyalir sebagai penyebab depresi dan penyimpangan perilaku. Meskipun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Gula rafinasi dilarang pemerintah
Berdasarkan SK Menperindag NO 527/MPT/KET/9/2004, gula rafinasi hanya diperuntukkan untuk industri dan tidak diperuntukkan bagi konsumsi langsung karena harus melalui proses terlebih dahulu.
Gula ini mengandung banyak bahan fermentasi sehingga menyebabkan masalah kesehatan. Gula rafinasi yang dikonsumsi langsung mengakibatkan penuaan pada kulit melalui proses alami glikasi.
Proses glikasi merupakan saat molekul gula diserap ke dalam aliran darah selama proses pencernaan dan menutup molekul protein pada kulit. Semakin banyak proses glikasi yang dialami, maka kulit semakin gelap dan kusam serta mempengaruhi molekul protein yang menghasilkan kolagen dan elastin.
sumber:hellosehat.com