Jakarta, WartaBhineka – Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menilai gejolak geopolitik dunia tidak selalu berdampak negatif. Misalnya, hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang memanas yang membuat sejumlah pabrik hengkang dari China.
Hengkangnya pabrik tersebut membuka peluang untuk mendatangkan investasi baru di Indonesia. Pasalnya pabrik-pabrik tersebut mencari tempat baru untuk melanjutkan usahanya.
“Geopolitik ini pasti ada pengaruhnya (ke investasi), karena dari China, AS, Timur Tengah, dan lain-lain. Tapi tidak semuanya berdampak negatif. Justru contohnya dengan AS dan China, ini terjadi relokasi pabrik besar dari China misalnya,” ujar Rosan dalam acara BNI Investor Daily Summit di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024).
Menurut Rosan, kawasan Asia Tenggara menjadi pilihan utama untuk relokasi pabrik. Namun, ia menyebut Indonesia perlu berperan aktif sebab masih banyak pabrik yang justru pindah ke negara tetangga.
“Dan ASEAN selalu menjadi pilihan utama, tapi kita harus lebih aktif lagi karena lebih banyak masuk ke negara-negara lain, tetangga kita seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, sehingga kita harus lebih aktif lagi,” imbuhnya.
“Walaupun lebih dari 53 perusahaan masuk ke Indonesia. Tapi kita ingin lebih aktif sehingga relokasi itu masuknya ke Indonesia,” sambung Rosan.
Upaya menampung investor yang relokasi dari China salah satunya dilakukan lewat pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Jawa Tengah. Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM sebelumnya, Bahlil Lahadalia.
“Area ini adalah kebun tebu dan karet. Ini dulunya antara percaya tidak percaya ini bisa jadi kawasan industri. Tapi karena arahan bapak Presiden harus cari alternatif bagaimana relokasi industri-industri yang hengkang dari China bisa masuk ke Indonesia, karena waktu itu belum masuk ke Indonesia,” sebut Bahlil, disiarkan YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Jumat (26/7/2024).
.
(Sumber; detik.com)