Jakarta (wartaBHINEKA.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, berdasarkan hasil pantauan di 82 kota di tanah air, secara umum menunjukkan adanya penurunan harga komoditas utama, termasuk pengeluaran kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan, sehingga pada bulan Agustus 2017 terjadi deflasi sebesar 0,77 persen.
“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Agustus) 2017 sebesar 2,53 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2017 terhadap Agustus 2016) sebesar 3,82 persen,” kata K. Suhariyanto, Kepala BPS, dalam keterangannya kepada wartawan di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/9) siang.
Menurut Suhariyono, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,67 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, menurut Kepala BPS itu, adalah: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar sebesar 0,10 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,89 persen.
“Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: tarif angkutan udara, bawang merah, bawang putih, ikan segar, tomat sayur, cabai rawit, bayang, jengkol, kentang, minyak goreng, dan tarif angkutan antar kota,” kata Suhariyanto.
Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga, lanjut Kepala BPS K. Suhariyanto, antara lain: cabai merah, garam, uang sekolah SD, uang sekolah SMA, daging ayam ras, telur ayam ras, anggur, apel, semangka, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, upah pembantu rumah tangga, emas perhiasan, tarif rekreasi, dan tarif pulsa ponsel,” jelas Suhariyanto.
Menurut Suhariyanto, deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,08 persen dan terendah terjadi di Samarinda sebesar 0,03 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen dan terendah terjadi di Batam sebesar 0,01 persen. (