Evaluasi PPKM Jawa-Bali Digelar Hari Ini, DKI Terbanyak Tambahan COVID Sepekan

wartaBHNEKA – Jakarta – Pemerintah hari ini akan mengumumkan evaluasi PPKM Jawa-Bali. Data Corona sepekan, Provinsi DKI Jakarta menyumbang tambahan kasus tertinggi.

Pengumuman evaluasi Corona di Jawa-Bali diumumkan secara rutin per 2 minggu. Sejumlah penyesuaian telah ditetapkan pemerintah sejak perpanjangan 2 November.

Dua pekan berlalu, kasus Corona di sejumlah provinsi terpantau mulai ada yang mengalami kenaikan. Dalam data sepekan terakhir, DKI Jakarta tercatat penambahan kasus Corona tertinggi dibanding provinsi lain di Jawa-Bali.

Berdasarkan data BNPB, dilihat Senin (15/11/2021), secara akumulasi tambahan kasus di Jakarta sejak 8 hingga 14 November sebanyak 542. Kemudian disusul Jawa Barat 344 kasus, Jateng 312 kasus, Jatim 295 kasus, dan DIY 207 kasus.

Kenaikan kasus di Jakarta terjadi di periode 8-11 November. Tertinggi dalam sepekan terakhir terjadi pada 11 November dengan tambahan kasus harian sebanyak 107 kasus. Lalu turun lagi di keesokan harinya dengan angka 71 kasus.

Sementara di Jawa Barat, tambahan tertingginya terjadi pada 10 November dengan 77 kasus. Di Jateng 11 November dengan 73 kasus. Lalu, DIY 59 kasus pada 10 November. Dan di Jatim tambahan terbanyak pada 10 November dengan 65 kasus.

Waspada 3 Varian Baru Corona

Menkes Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan saat ini ada 3 jenis varian Corona yang harus diwaspadai agar tidak masuk ke Indonesia. Budi mencontohkan kenaikan kasus di Inggris.

“Jadi kita selalu monitor sekarang varian-varian baru apa saja yang berbahaya, dan kita sudah lihat sekarang 3 varian baru Lamda, Mu, dan C.1.2, ini adalah varian baru yang juga menjadi perhatian WHO, dan memiliki beberapa mutasi berbahaya. Jadi kita kontrol jangan sampai varian baru ini masuk ke Indonesia dengan kita perkuat perbatasan-perbatasan kita,” ujar Budi dalam agenda webinar bersama PKS, Sabtu (13/11/2021).

Dia menyebut kenaikan kasus di Inggris itu terjadi karena adanya varian Delta yang bermutasi, oleh karena itu Budi berharap 3 varian baru Corona tersebut tidak masuk ke Indonesia saat kasus Corona sudah melandai.

“Di Inggris terjadi kenaikan karena adanya varian baru. Tapi bukan 3 itu, jadi Inggris naik bukan karena Delta, kemudian begitu dia naik gara-gara Delta ternyata kita lihat Deltanya juga sudah bermutasi dari Delta yang namanya kemarin disebut Pak Luhut Delta Plus, itu juga cukup mengkhawatirkan, jadi selain varian baru tapi varian Deltanya sendiri bermutasi, dan di Inggris ini menyebabkan kenaikan seperti ini,” ucapnya.

Meski demikian, Budi memastikan pemerintah tidak hanya mewaspadai varian baru itu, tetapi juga mutasi virus sebelumnya. Dia mengatakan Indonesia sudah memiliki 12 laboratorium yang diresmikan awal tahun lalu untuk mengantisipasi mutasi Corona di Indonesia.

“Sampai sekarang varian kuat adalah Delta, dan kita beruntung sudah lampauin varian Delta sehingga imunitas rakyat Indonesia sudah ada,” tambahnya.

sumber: detik.com

You May Also Like

More From Author