“Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 20 mm dan durasi 99 detik,” katanya.
Awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 08.05 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 30 meter, serta durasi 188 detik.
Pada pukul 08.27 WIB, awan panas guguran ketiga meluncur dengan jarak kurang lebih 2.000 meter ke arah barat daya memiliki amplitudo 18 mm dan durasi 184 detik.
Awan panas guguran Gunung Merapi keempat terjadi pada pukul 08.45 WIB dengan jarak luncur 1.800 meter. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 19 mm dan durasi 140 detik.
Awan Panas Kelima
Awan panas guguran kelima meluncur pada pukul 09.14 WIB yang tercatat dengan amplitudo 13 mm dan durasi 100 detik. Jarak luncur teramati sejauh 1.200 meter ke arah barat daya.
Kemudian keenam pada pukul 09.22 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 14 mm dan durasi 102 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.
Pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, guguran lava pijar juga teramati lima kali meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 1.000-2.000 meter ke arah barat daya.
Gunung api aktif itu juga tercatat mengalami satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 20 mm selama 99 detik, 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm selama 10-134 detik, 134 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-24 mm selama 3-7 detik.
Berikutnya, satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm selama 15 detik, serta 37 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 16-75 mm selama 5-22 detik.
Status Masih Siaga
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
source https://www.liputan6.com/