WartaBHINEKA – Melihat sejarah hubungan Bilateral antara Indonesia – China sejak abad ke 7, dimana Indonesia menjadi bagian dari jalur maritim dan jalur sutra yang menghubungkan Tiongkok dengan India dan dunia arab. Salah satu hubungan baik dan secara masif antara keduanya yakni hubungan perdagangan dalam kesatuan bidang ekonomi ASEAN (Association of South East Asian Nation) , yaitu integrasi ekonomi melalui perwujudan penerapan kegiatan perdagangan bebas atau yang dikenal dengan ACFTA (Asean China Free Trade.Area) dengan tujuan meningkatkan perekonomian kedua Negara. Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas pasar luar negeri seperti melakukan kebijakan ekspor – impor produk dengan China.
Untuk Kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo ke Beijing, China (!5/5/2017) menjadi momentum mengingat kembali Konsensus pendirian bangsa dan sebagai wujud saudara sebangsa yang dapat hidup bersama sama dengan penuh toleransi dan harmoni.
Kedatangan Presiden RI meyakini dapat membawa visi misi kembali kerja sama dan konektivitas antara 29 kepala Negara dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI).
Presiden RI Jokowi menyampaikan untuk merealisasikan Prakarsa sabuk dan Jalan yang dipromosikam oleh Presiden China Xi Jinping dimana dibutuhkan sinergi, kebijakan serta kerja sama yang kuat guna membangun konektivitas. Indonesia memiliki potensi besar di zona ekonomi maritime di dunia dan diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sebagai poros maritime.
Sisi paling barat wilayah Indonesia sampai paling timur sama dengan jarak dari London ke Dubai atau dari Los Angeles ke New York. Kepulauan dan Kekayaan perairan Indonesia menjadikan Indonesia kayak akan sektor wisatanya. Sehingga Presiden Jokowi mengalokasikan besar untuk pembangunan Infrastruktur untuk menjadi tujuan baru bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Sehingga para wisawatan dapat mudah mengakses perjalanan wisata seperti maskapai yang telah membuka rute penerbangan langsung ke Indonesia, dari China ke Sulawesi Utara. Pemerintah Indonesia memfasilitasi maskapai yang berminat membuka jalur penerbangan ke Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.
Indonesia dinilai memiliki peran penting dan posisi yang strategis dalam menjaga perdamaian dunia dan sangat berkontribusi secara konsisten dalam berbagai isu Negara.
Dalam pertemuan pembukaan KTT Belt and Road Forum di China National Convention Center, China dan 29 Negara lainnya sepakat untuk mempromosikan sistem perdagangan beraturan, tidak diskriminatif dan merujuk pada WTO (World Trade Organization) atau yang dikenal dengan Organisasi Perdagangan Bebas dan mendukung pertumbuhan global dan dapat menyeimbangan di era globalisasi ini.
Membahas hubungan kerja sama Indonesia –China di bidang perkonomian yang semakin berkembang pesat ini, KBRI Beijing mengikuti The 19 th Cross Strait Fair For Economy and Trade di Fuzhou Strait International Conference & Exhibition Center, Kota Fuzhou, Provinsi Fujian. Kegiatan internasional digelar selama 4 hari, yakni 18 -22 Mei 2017.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Fujian, Fuzhou menjadi langkah awal pintu masuk membangun hubungan distribusi yang strategis, Pameran yang paling komprehensif ini dan menjadi ajang pebisnis Tiongkok dan negara lain untuk membuka jalur kerja sama seluas–luasnya.
Penulis : Intania S