Infrastruktur Menjadi Program Prioritas di Kampar

jakarta – Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kampar menjadi program utama bupati-wakil bupati terpilih periode 2017-2022, Azis Zaenal-Catur Sugeng. Dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017, Azis mengatakan selain infrastruktur, ada dua program lain yang menjadi prioritas, yakni industri dan investasi. Tujuan ketiga program ini menjadi prioritas agar jumlah garis kemiskinan di Kampar, yakni sebanyak 30 persen dari semua penduduk berkurang menjadi 1 persen di akhir masa pemerintahannya kelak.

Di bidang infrastruktur, Azis berencana membangun 23 jembatan gantung di Kampar. Sebab, selama ini, akses dari satu desa ke desa lain ditempuh dengan perahu. Kondisi ini mengeluarkan biaya lebih besar dibanding distribusi barang melalui jalan darat.

Ia mencontohkan besarnya biaya angkut kelapa sawit dari suatu tempat ke desa di seberangnya mencapai Rp 300 per kilogram. Jika setiap hari ada sekitar 30 ton kelapa sawit, biaya angkut kelapa sawit antardesa mencapai Rp 9 juta setiap hari.

“Karena itu, membangun jembatan sangat penting untuk mengurangi biaya angkut. Selain bermanfaat di bidang ekonomi, pembangunan jembatan memberi dampak sosial, yakni memudahkan masyarakat  berkomunikasi antardesa sehingga terjadi peningkatan perekonomian,” katanya.

Di bidang industri, Azis akan melibatkan banyak komunitas warga agar memberdayakan sumber daya alam, termasuk limbah industri yang kerap dibuang begitu saja. Misalnya, mengolah limbah kelapa sawit menjadi kosmetik atau sabun.

Meski titik berat programnya bertumpu pada pertanian dan perkebunan, Azis tidak menampik jika Kampar butuh banyak investor asing untuk memajukan sektor pertanian, perkebunan, serta pariwisata.

“Selama di Jakarta, saya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berinvestasi di Kampar,” ujarnya.

Meski demikian, Azis tetap mengedepankan usaha pertanian dan perkebunan masyarakat. Saat ini, Azis masih mengkaji berapa besaran biaya pengadaan alat pertanian, melakukan intensifikasi, juga ekstensifiksi pertanian. Dengan upaya-upaya itu, produksi padi yang selama ini belum tercukupi dan 60 persen mengimpor dari luar tidak terjadi lagi.

 

sumber : tempo.co

You May Also Like

More From Author