Lampung – Telah terjadi aksi penyerangan oleh sekelompok oknum warga yang menimpa para pemuda, khususnya pengiat konservasi Tambling Wildlife Nature Concervation (TWNC-Lampung). Penyerangan ini terjadi tepatnya di Desa Martanda, Pematang Sawah, Kab Tanggamus – Lampung di malam menjelang masa pencoblosan. Pada Selasa malam (13/02/24)
Akibat penyerangan tersebut, para korban mengalami luka yang serius dan hingga kini masih merasakan sakit yang harus dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto – Jakarta, untuk mendapatkan perawatan yang intensif dari dokter.
Atas insiden penyerangan ini, korban merasa trauma dan meminta pada penegak hukum untuk segera mengusut dan menangkap seluruh pihak yang melakukan penyerangan. Termasuk mengungkap oknum yang menghalang-halangi para korban untuk melakukan pencoblosan kemarin.
Sebagai informasi, kronologis penyerangan ini berawal dari adanya kelompok penyerang yang mengendarai sepeda motor dengan suara meraung kencang di wilayah pemukiman warga Limus , Tanggamus Salah satu yang menjadi korban berinisal J, menanyakan perihal maksud dan tujuan kelompok tersebut mengendarai sepeda motor dengan suara kencang di malam hari “Apakah dari kami ada salah? Ko geber-geber motor disini” Tanya J.
Namun, bukannya dijawab dengan baik justru menjadi keributan diantara petugas TWNC dan kelompok warga penyerang. Untuk menghindari pertikaian berlanjut, petugas TWNC memilih menghindar ke rumah salah satu warga lain bernama S. Lagi-lagi peristiwa ini dikejar oleh kelompok warga penyerang tersebut. Mereka membombardir rumah S dengan aksi lempar batu melalui jendela dan atap rumahnya.
Situasi makin tak terkendali, karena kelompok penyerang masuk ke rumah tersebut dan mengobrak abrik dapur serta mengancam dengan pisau. Mereka melakukan penyerangan secara membabi buta terhadap para korban, seperti melempar botol bekas minuman keras, memukul dengan badik sampai menginjak-injak para korban. Penyiksaan tersebut menyebabkan korban pertama berinisial J mendapat luka serius di bagian lengan tangan kiri (2cm) karena terkena pisau (badik) dan luka goresan di dada kiri (4cm).
Korban kedua berinisial O mengalami luka yang serius dibagian mata, akibat tersiram cairan asam berbau pesing, menggunakan botol Wipol kebagian mata kirinya. Atas siraman ini, penglihatan korban menjadi samar-samar dan kondisi tubuhnya menggigil.
Dan korban ketiga, berinisial M yang mendapat aksi pukulan bertubi-tubi, mulai dari pelipis, mata hidung dan dada korban. Hingga mengalami sesak dan susah nafas.
Petugas TWNC yang lain berusaha melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib namun malah mendapat intimidasi dan meminta para petugas dan karyawan TWNC untuk tidak keluar rumah. Pasalnya esok hari (read:hari ini) pemuda setempat akan melakukan pencoblosan pemilu. Oknum aparat ini meminta para petugas TWNC dan korban supaya tidak menggunakan hak pilihnya. Maka jelas kelompok warga penyerang ini selain melakukan tindakan melawan hukum seperti penyerangan (penganiayaan dengan kekerasan) mereka juga menghambat petugas TWNC dan korban untuk menggunakan hak pilih (pemilu). Padahal para petugas TWNC dan korban sudah terkonfirmasi melalui DPT (KPU-D) untuk dapat mengikuti pemilu di wilayah Lampung.
Informasi terkini, para korban sedang di evakuasi untuk mendapatkan penanganan intensif oleh tim medis mengingat luka-luka yang di derita sangat parah.