JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjalin kerjasama dengan PT. General Electric (GE) Indonesia untuk mempercepat elektrifikasi pedesaan. Kerjasama dengan pihak swasta tersebut akan mendorong masuknya akses listrik di 13.000 desa yang belum teraliri listrik.
“Menteri ESDM sudah membuat satu peraturan, bahwa sampai dengan 5 Megawatt, swasta boleh investasi untuk listrik di desa-desa. Nah, peraturan ini kita sambut karena untuk mempercepat elektrifikasi di desa-desa. Listrik itu penting sekali di desa,” kata Menteri Desa Tertinggal Eko Putro Sanjoyo, Â di Jakarta.
 Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan PT. GE Indonesia. Selain elektrifikasi pedesaan, PT. GE juga akan membantu akses listrik di daerah perbatasan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
 “Salah satu yang menyambut ini adalah GE. Karena potensinya juga besar. Ada 13.000 desa belum teraliri listrik. Jadi mungkin satu kecamatan butuh 1/2 Megawatt. Jadi itu potensi besar untuk listrik yang kecil-kecil,” ujarnya.
Menteri Eko menambahkan, para investor nantinya dapat bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes-BUMDes tersebut, lanjutnya, akan diarahkan untuk mengelola kebutuhan listrik dengan berperan sebagai kolektor.
“Jadi yang membeli BUMDes-lah, semacam itu listriknya. Dengan begitu swasta bisa investasi, desa juga punya kesempatan untuk mendapatkan listrik. BUMDes sekarang jumlahnya ada sekitar 18.000an. Kerjasama ini sangat potensial,” ucapnya
sumber: sinarharapan