WartaBHINEKA – Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan akan terus melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan. Sejumlah patroli dan sosialisasi terus dilakukan oleh KLHK di sejumlah wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia.
“Meskipun belum terjadi kebakaran di beberapa lokasi rawan, petugas tetap melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat, seperti di wilayah Kaiimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Se|atan”, ungkap siti.
“Meskipun belum terjadi kebakaran di beberapa lokasi rawan, petugas tetap melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat, seperti di wilayah Kaiimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Se|atan”.
Selain 3 hotspot yang terpantau di Papua itu, ada 3 hotspot lainnya yang terpantau oleh satelit Teraa/Aqua. 3 titik tersebut adalah 1 titik di Sumatera Utara (Kabupaten Dalri), 1 titik di Jawa Tengah (Kabupaten Cilacap), dan 1 titik di Jawa Timur (Kabupaten Banyuwangi).
Sedangkan berdasarkan satelit NOAA19, tidak ada titik api (hotspot) yang terpantau. Namun demikian jumlah hotspot yang terpantau tahun ini lebih besar jika dibanding tahun lalu.
Per 1 Januari hingga 7 Agustus 2017 jumlah hotspot yang terpantau oleh satelit NOAA19 mengalami kenaikan sebesar 3,55 persen. Pada tahun 2016 jumlah hotspot yang terpantau adalah 1.295, sedangkan tahun 2017 meningkat sebanyak 108 titik menjadi 1.341.
Sementara itu hal berbeda terjadi berdasarkan satelit Terra/Aqua yang mengalami penurunan hotspot sebesar 84,60 persen. Tahun 2016 terpantau sebanyak 2.137, sedangkan tahun 2017 menurun sebanyak 1.809 menjadi 334 hotspot.
Untuk mencegah kebakaran hutan yang semakin menyebar, Siti menyampaikan saat ini patroli terpadu telah dilaksanakan di 3 provinsi di Indonesia. Patroli tersebut meliputi 65 posko di Riau, 50 posko di Sumatera Selatan dan 60 posko di Kalimantan Barat. Selain itu, patroli serentak di 8 provinsi juga akan dilakukan.
“Di Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Kahmantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur akan dilakukan patroli terpadu pada pertengahan bulan Agustus ini,” sebut Siti dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu pada kesempatan terpisah Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Nur Masripatin mengatakan pihaknya tengah menghitung dan mengumpulkan informasi terkait dampak yang diakibatkan oleh sejumlah hotspot tersebut. Nur menyebut yang paling penting dilakukan adalah mengecek dan mengatasi kebakaran hutan yang membesar.
“Sebenarnya bukan soal naik atau tidaknya jumlah hotspot. Tapi kita harus segera mengecek dan mengatasi kebakaran atau api yang membesar itu. Itu yang sedang kita usahakan,” kata Nur di kantor KLHK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2017).
sumber :detik.