WartaBHINEKA.com – Sebanyak 17.200 jiwa atau 4.368 kepala keluarga (KK) warga Kabupaten Lebak, Banten, mengungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor di enam kecamatan di daerah itu.
“Semua warga yang terdampak bencana alam itu ditampung di delapan posko pengungsian,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi sebagaimana dilansir Antara, Minggu (5/1/2020).
Kedelapan posko pengungsian itu di antaranya Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira, Posko Pengungsian Nangela Desa Calungbungur Kecamatan Sajira, Posko Pengungsian Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Posko Pengungsian Kantor Kecamatan Cipanas, Posko Pengungsian Kecamatan Curugbitung, dan Posko Pengungsian Gedung Serbaguna Kecamatan Lebak Gedong.
Masyarakat yang terdampak banjir bandang dan longsor itu mengungsi dalam lima hari terakhir karena 1.000 rumah warga mengalami rusak berat hingga rata dengan tanah.
Para korban banjir itu tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Curug Bitung, Maja, dan Kecamatan Cimarga.
“Kami mengutamakan penyaluran bantuan makanan dan kesehatan sebagai pelayanan dasar agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan serangan penyakit menular,” ujarnya.
Menurut dia, banjir bandang dan tanah longsor yang lebih parah terjadi di perkampungan di Kecamatan Lebak Gedong karena lokasinya dekat dengan pertambangan liar di kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan aliran Sungai Ciberang.
BPBD bekerja sama yang melibatkan TNI, Basarnas, Polri, dan relawan agar penanganan bencana cepat sehingga dapat mengurangi risiko kebencanaan.
Selain itu, pihaknya menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang tinggal di delapan posko pengungsian berupa beras, minyak, gula, mi instan, makanan siap saji, makanan camilan, pakaian, selimut, dan susu bayi.
Di samping itu, pihaknya mendirikan posko kesehatan sehingga para pengungsi mendapat pengobatan secara gratis.
Kaprawi juga mengapresiasi kepedulian berbagai instansi pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta, media, asosiasi, dan masyarakat umum yang menyalurkan bantuan kepada warga korban bencana alam tersebut. Korban bencana itu sudah tidak memiliki barang-barang, termasuk pakaian dan beras, akibat diterjang banjir bandang itu.
“Kami berharap warga yang tinggal di pengungsian agar menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan agar tidak menimbulkan penyakit,” kata Kaprawi.
Sementara itu, Aminah, warga di posko pengungsian Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, mengaku para pengungsi di sini terpenuhi kebutuhan konsumsi makanan dan pakaian.
“Kami belum memikirkan untuk kembali ke rumah, karena kondisi perkampungan yang hanyut diterjang banjir bandang dan longsor,” katanya.