Memotong Urat Tengkulak Di Cilacap

Cilacap, WartaBHINEKA.com – Apa masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil? Ya tidak salah lagi yakni modal hingga pemasaran. Hukum bisnis yang berlaku di mana-mana yakni jika produk melimpah, permintaan stabil, maka lazimnya harga produk anjlok. Begitulah yang disaksikan oleh pengusaha muda Agus Gugun di Dusun Cibungur, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

“Saya prihatin dengan harga jual ayam hidup milik peternak tradisional yang dibeli murah oleh tengkulak,” papar Agus Gugun di Cilacap baru-baru ini.

Agus menyaksikan nasib peternak ayam tradisional yang secara umum tak berdaya menghadapi tengkulak yang membeli ayam hidup secara murah yakni Rp1.200-Rp1.500/ekor dengan berat maksimum 1 kg. Bila tengkulak tidak membeli semua ayam yang digemukan itu, peternak ayam hidup tradisional itu memberikan ke tetangga yang telah membantu memanen ayam.

“Saya butuh kredit perbankan untuk membantu peternak-peternak ayam tradisional,” pinta pria kelahiran Bandung , 29 November 1976.

Agus sangat serius mengembangkan bisnis ayam hidup ini. Untuk itu, dia mengundang Artha Graha Peduli (AGP) ke lokasi peternakannya di Dusun Cibungur, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk mengkaji kelayakan dan kesejahteraan peternak ayam pada 26 Mei 2017.

“Saya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui program KUR Bank Artha Graha,. Misi dan visi bank itu sejalan dengan hidup saya,”

Pengusaha travel ini, sangat tertarik untuk bekerja sama dengan AGP karena ingin berkarya kepada masyarakat sekitarnya.

“Saya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui program KUR Bank Artha Graha, Misi dan visi bank itu sejalan dengan hidup saya,” ungkapnya serius.

Bisnis penggemukan ayam hidup yang digeluti sejak tahun 2009 ini telah banyak memberi pelajaran bagi Agus sejak mencari bibit ayam (DOC) hingga mata rantai distrubusi ayam hidup hingga ke Pulo Gadung di Jakarta. Wal hasil Agus memiliki pembeli utama atau bandar ayam di Pulo Gadung yakni Haji Hasan dan P. Tahang. Sebuah prestasi yang telah direbut oleh pengusaha dari luar Jakarta untuk memasarkan ayam-ayam hidup dari Cilacap.

“Agar peternak ayam tradisional menikmati harga ayam hidup yang tinggi, mereka menitipkan hasil ternak ayam hidupnya untuk dijual di Bekasi, Parung, Pisangan dan Pulo Gadung di Jakarta.

”Selain ikut membantu peternak tradisional di sekitarnya, Agus juga mengajarkan peternak tradisional tersebut bagaimana cara memelihara ayam yang benar sehingga kualitas daging ayam bagus.
“Saya memiliki kandang ayam modern yang tidak menimbulkan polusi serta truk pengangkut ayam dari lokasi peternakan ke pasar,” jelasnya berpromosi.

Agus tidak sekedar bicara. AGP menyaksikan kandang semi close–house (semi kandang tertutup) di area seluas 3.400 meter persegi.

Menariknya, mekanisme hasil panen ayam hidup ini tidak dijual eceran namun dijual berdasarkan pesanan. Tentu saja ayam yang sehat dan bugar itu karena Agus rajin menyuapi dengan berbagai mineral, vitamin A, vitamin B, vitamin C, herbal dan lain-lain.

“Selama ini setiap dua kali panen menghasilkan 80.000 ekor setiap tiga bulan. Jika kredit dikucurkan, saya bisa menambah panen ayam yang bisa memenuhi kebutuhan prottei hewani sekaligus meningkatkan pendapatan peternak ayam tradisional dengan memotong mata rantai tengkulak. Yang lebih penting, semangat peternak ayam meningkat,” harapnya panjang lebar.

Bisnis ayam memang sangat menggiurkan. Dari kotoran ayam dapat menjadi pakan untuk ikan atau pupuk alami. Pada waktu bersamaan, produksi jagung yang melimpah dapat diolah menjadi pakan ayam.

You May Also Like

More From Author