Menguak Gejala IMS dan AIDS

Jakarta, WartaBHINEKA – Dua pembahasan yang perlu mendapatkan perhatian terutama bagi kesehatan setiap insan antara lain adalah Infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan hubungan seksual, ada sekitar 30 kuman yang ada pada penyakit ini.
Gejala IMS sepeti keluar cairan dari alat kelamin secara abnormal ( berbau dan berwarna), Sakit, panas, sewaktu buang air kecil, gatal–gatal di sekitar alat kelamin, nyeri di perut di sekitar alat kelamin, nyeri di bawah perut atau sekitar alat kelamin, atau sewaktu berhubungan seksual.
“IMS dapat ditularkan melalui hubungan seksual, masa inkubasi 7 – 21 hari, reinfeksi, kontak darah, kontak cairan tubuh, misalnya ibu HIV akan tetapi tidak melakukan kontrol yang baik, seperti pada saat di dalam kandungan dan saat melahirkan,” ungkap Dr. Nelson dalam Health Seminar dan Talk Show Prevention is Key yang diselenggarakan Artha Graha Peduli secara rutin di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Nelson menyatakan, IMS dan HIV dapat dicegah melalui Pencegahan Primer yaitu mengubah perilaku, pendidikan dan konseling, skrining kesehatan reproduksi pada orang resiko tinggi,social engineering. Disebutkan IMS dapat menyerang sekitar alat kelamin, menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Penyakit IMS dapat menyebabkan kemandulan, keguguran, kanker leher Rahim, rentan terhadap bayi, rentan HIV/ AIDS, dan menyebabkan kematian.
Sedangkan HIV virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS, terdapat dalam cairan tubuh yang telah terinfeksi terutama di dalam darah, air mani atau cairan vagina.
HIV dapat ditularkan dari seseorang yang terinfeksi HIV, Pengidap HIV bila seseorang yang masih sehat terpapar atau berhubungan dengan cairan tubuh pengidap HIV, seperti darah, air mani, dan cairan vagina, pengguna heroin, jarum suntik, tranfusi darah, ASI.
Oleh karena itu Nelson mengingatkan menghadapi HIV perlu berbagai strategi seperti pendidikan dan penyuluhan pada orang yang berisiko mengalami IMS melalui perubahan perilaku seksual, Deteksi dini pada pelaku asimtomatis, Diagnosis yang efektif dan pengobatan yang adequate, Evaluasi, pengobatan, dan konseling pasangan seks, dari orang yang terinfeksi dengan ims, Vaksinasi bagi orang yang risiko tinggi IMS.
Nelson menambahkan “ Bagi penderita HIV mesti sadar betul terhadap penyaki yang dideritanya, penderita dapat mendatangani tempat dimana melakukan pengobatan. Melakukan therapy, pemeriksaan secara berkal, pola hidup sehat, tidak stress, berhenti menggunakan narkoba, melakukan hubungan bebas, setia kepada pasangan, sehingga dengan begitu penderita dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Kemudian Pencegahan sekunder dimana penderita dapat memulai vaksinasi, kondom, Deteksi dini,tatalaksana dini, penanganan kepada pasangan seksual.
Sementara itu Berdasarkan penelitian DEPKES angka penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) sebanyak 180.000 kasus di Indonesia. Di Dunia satu juta kasus per harinya. Atau 340 Juta kasus setiap tahun.
Di Indonesia IMS diderita pada usia 14–25 tahun, sedangkan HIV terjadi di usia 25 -49 tahun

You May Also Like

More From Author