Jakarta – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan generasi muda di mayoritas negara Islam memiliki peran penting dalam membangun dunia yang lebih baik. Dia mengatakan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bertanggung jawab mewujudkan generasi muda Islam yang baik.
“Anggota OKI memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan generasi muda Islam mengerti pentingnya perdamaian, stabilitas, dan peran dialog dalam menyelesaikan perbedaan,” kata Retno dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Ke-44 OKI.
KTM OKI ini digelar di Abidjan, Pantai Gading, Senin (10/7) dengan tema ‘Youth, Peace and Development in a World of Solidarity’. Retno mengatakan anggota OKI harus menanamkan moral, etika, serta nilai-nilai toleransi dan budaya damai. Selain itu, menciptakan kondisi yang baik bagi generasi muda Islam untuk berkembang.
“Dengan moral, etika, dan nilai-nilai yang tinggi, generasi muda Islam tidak hanya dapat memajukan peradaban Islam, tapi juga peradaban dunia,” tuturnya.
Retno mendorong agar generasi muda Islam di seluruh dunia bersatu dan selalu mengedepankan semangat ukhuwah islamiyah. Dia mengaku sedih melihat berbagai konflik di antara negara Islam saat ini.
Konflik di antara negara OKI hanya menguntungkan pihak-pihak yang tidak ingin melihat dunia Islam bersatu dan maju. Karena itu, dia mengajak anggota OKI meningkatkan rasa persaudaraan, menyatukan energi guna meningkatkan kerja sama, khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Indonesia telah dan akan terus membangun situasi yang kondusif agar tercipta dialog untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di dunia, khususnya di negara-negara Islam,” jelas Retno.
Retno juga mengungkap soal banyaknya generasi muda Islam yang terjerat dan menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme. Kejadian di Marawi, Filipina, harus menjadi alarm bagi negara-negara OKI. Regionalisasi terorisme banyak melibatkan generasi muda, termasuk perempuan yang terlibat menjadi teroris dan Foreign Terorist Fighters (FTF).
Dia mengajak negara OKI meningkatkan upaya kolektif dalam penanggulangan terorisme, terutama dengan mengatasi akar masalah dan melakukan kontranarasi terhadap ideologi radikal. KTM OKI, yang merupakan pertemuan puncak tahunan tingkat menlu negara-negara anggota OKI, dilaksanakan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (kepala negara/pemerintahan).
“Kita memiliki tanggung jawab untuk generasi penerus kita. Marilah kita menuntun dengan memberikan teladan dan membesarkan mereka dengan nilai Islam yang damai. Memperkuat kerja sama antara negara OKI menjadi mandatori dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme, khususnya dalam mencegah terjerumusnya pemuda Islam,” tutup Retno.
sumber :detik