WartaBHINEKA.com – BPPTKG melaporkan Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas sejauh 2 km pada Selasa (27/8/2019) petang. Secara visual luncuran tersebut tidak begitu teramati.
Menurut Petugas Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Heru Purwoko, saat luncuran terjadi, cuaca sekeliling Merapi cenderung berkabut.
“Tapi kalau dari CCTV sektor tenggara bisa teramati dengan baik, mulai situasi puncak Merapi hingga seputaran Deles, Klaten,” kata Heru saat dihubungi, Selasa.
Saat ini, Heru menyampaikan situasi sudah kondusif. Namun sisa-sisa luncuran lava Merapi masih terlihat di seputaran kawah yang baru terbentuk.
Sisa-sisa tersebut berupa titik-titik api diam yang kondisinya masih panas sebagai akibat dari guguran lava. Menurut Heru, titik api tersebut banyak terlihat di sisi tenggara. “Sebab di sisi tersebut ada bukaan kawah yang melebar.
Sebagian juga merupakan titik api sisa guguran sebelumnya,” jelas Heru. Heru juga mengklarifikasi adanya isu getaran atau gempa seismik hasil guguran lava Merapi.
Ia menjelaskan, getaran terutama bisa dirasakan bagi warga yang dekat dengan lokasi luncuran. Selain getaran, suara gemuruh juga bisa terdengar cukup keras oleh warga yang dekat.
Sebab guguran lava membawa material batuan yang runtuh. “Namun dari Babadan tidak terasa getaran atau gemuruh, sebab jaraknya sekitar 7 km dari puncak,” ujar Heru.