Band Deredia sedang fokus merampungkan album kedua yang masih mengusung nuansa musik lawas. Walau belum memutuskan judul albumnya, band asal Jakarta ini hendak menampilkan suasana kemeriahan pasar malam.
Pasar malam adalah tempat pertemuan banyak orang, pertemuan banyak budaya. Di sana, rakyat bisa merasakan sedikit kemewahan, seperti dari makanan dan minuman yang tersaji hingga hiasan lamou warna – warni, ” kata Gitaris Yosua Simanjuntak di Jakarta, akhir pekan lalu.
Suasana ceria semacem itu yang hendak diusung ke dalam album yang akan beredar pertengahan tahun. Band yang terbentuk sejak 2014 ini telah memilih 9 dari 15 lagu yang mereka hasilkan selama proses penciptaan lagu.
Semula mereka tidak menentukan tema khusus. Proses kreatif lagu mereka tercipta dari rangkaian berlatih bersama di studio. “Monique (Sitanggang, vokalis) yang datang dengan tema (pasar nalam) itu karena dia yang menulis liriknya. Dari ide ini kami pilih yang nuansa musiknya sesuai dengan tema,” kata Yosua.
Album kedua nanti tetap bercorak musik lawas era 1950-an. Deredia pernah menyuguhkan musik sejenis di album pertama, Bunga & Miles (2016). Yosua, Monique, Aryo Wicaksono (drum), Papa Ical (bas), dan Raynhard Lewis Pasaribu (drum) terpengaruh berat dari corak musik di era itu.
“Ciri musik pop 1950-an, misalnya, nadanya tidak terlalu banyak. Nyanyinya engak di susah- susahin, lebih polos,” ujar Monique. Dikutip dari Harian Kompas, Senin, 26 Februari 2018.