Padang (wartaBHINEKA.com) – Pakar lingkungan Universitas Andalas Padang Wilson Nofarino mengatakan peranan harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) sebagai pemangsa puncak penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
“Harimau sumatera menjadi kunci pendukung ekosistem sehingga keberlangsungan populasinya harus dijaga. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” kata dia saat pelatihan komunikasi dan advokasi generasi pelindung harimau Sumatera di Sungai Penuh, Kamis (5/10/2017).
Harimau sumatera bukan hewan rakus karena akan menghabiskan dulu hasil buruannya sebelum mencari mangsa baru. Harimau sumatera akan kembali ke lokasi hasil buruan yang sudah didapat sampai habis.
“Kebiasaan harimau ini yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menangkapnya,” ujarnya dikutip dari Antara.
Yang menjadi ancaman utama terhadap kelanjutan populasi harimau sumatera adalah perburuan secara liar dan masih banyaknya jerat ditemukan di lapangan, katanya.
“Hampir di seluruh provinsi perburuan harimau sumatera dilakukan oleh oknum tertentu,” tegasnya..
Selain itu, hilangnya habitat harimau sumatera akibat perambahan hutan secara liar yang berakibat pada kurangnya mangsa, katanya. Selanjutnya, kompetisi dan persaingan akibat habitat berkurang serta bencana alam seperti letusan gunung api.
Sementara itu reporting officer sumatran tiger, Hisbullah Arif menilai kampanye dari pemerintah tentang pentingnya konservasi masih kurang.
“Konservasi harimau sudah saatnya dimasukkan ke kurikulum guna mendukung upaya pembelajaran meningkatkan pengetahuan lokal dan global,” katanya.
Data Program Pelestarian Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS-TNKS) menunjukkan bahwa saat ini dalam kawasan TNKS diprediksi hanya tersisa sekiatar 160-167 ekor harimau sumatera Survei dilakukan berdasarkan pada temuan jejak, kotoran dan cakaran yang ditemukan.