Jakarta WartaBHINEKA – Menteri Koordinator (Menko) bidang Maritim, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mencoba membuat garam di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) guna mengatasi kelangkaan garam yang belakangan terjadi.
“Besok kami akan rapat kita kejar, Pak Basuki (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/Menpupera) tadi mengatakan akan mencoba mengembangkan garam di Kupang. Setelah Kupang jadi, kalau bagus langsung bikin lagi di daerah Madura, dan sebagainya,” kata Luhut, Kamis (3/8).
Menurut Luhut, BPPT ternyata memiliki kemampuan rekayasa untuk membuat garam dengan biaya rendah dan tidak tergantung pada cuaca. Untuk itu, akan dibicarakan lebih lanjut dalam rapat yang akan digelar pada Jumat (4/8) besok. Dengan melibatkan kementerian terkait.
Sebagaimana diberitakan, BPPT Serpong telah menjalin kerja sama dengan PT Garam untuk mengembangkan produksi garam dalam negeri dengan membangun pabrik baru dan melakukan revitalisasi produk garam.
Selanjutnya, pengembangan produksi garam tersebut akan dipusatkan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Sebelumnya, tingginya harga dan kelangkaan produk garam terjadi di beberapa wilayah tak terkecuali Jawa Timur, sehingga pemerintah daerah setempat meminta agar Kementerian Perdagangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan mempercepat solusi terkait masalah itu.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim, harga garam terus mengalami kenaikan, yaitu pada Juli 2014 harga garam konsumsi perkilogramnya Rp2.984, pada juli 2015 harganya Rp3.308, kemudian Juli 2016 Rp3.883 dan pada Juli 2017 meningkat menjadi Rp5.792 per kilogram.
Sementara itu, impor garam sebenarnya bisa dilakukan tetapi terkendala Peraturan Pemerintah, yakni impor garam hanya bisa dilakukan untuk garam yang kadar Natrium Klorida-nya (NaCL) di bawah 97 persen.
Sedangkan PT Garam sebagai satu-satunya importir yang bisa mendatangkan garam konsumsi juga kesulitan karena lumbung garamnya sudah jarang memproduksi dengan kandungan NaCL layak.
Sumber: BeritaSatu