Perbankan Optimistis dengan Kondisi Ekonomi Nasional

JAKARTA – Dunia perbankan Indonesia menyatakan optimistis terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini tampak dari kinerja laba sejumlah bank yang semakin baik dan meningkat pada triwulan I-2017.

“Menjalani triwulan kedua tahun 2017 ini, kami percaya bahwa prestasi yang telah dicapai dalam kuartal pertama akan mendukung komitmen kami ke depannya untuk senantiasa menjadi mitra pertumbuhan bagi bangsa,” kata Direktur Strategi dan Perencanaan Bank DBS Indonesia Rudy Tanjung dalam rilis, di Jakarta, Senin.

Bank DBS Indonesia mencatat kinerja keuangan yang baik selama triwulan I-2017, yaitu dengan laba bersih meningkat 75 persen (yoy) atau dari Rp151 miliar menjadi Rp263 miliar. Peningkatan laba bersih ini didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 23 persen menjadi Rp740 miliar.

Rudy juga memaparkan, strategi pihaknya pada tahun ini antara lain berfokus kepada segmen bisnis perbankan korporasi dan UKM, hingga memperkuat agenda transformasi untuk menjadi bank digital.

Sikap optimis juga ditunjukkan oleh Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono atas profit perseroan yang dipimpinnya pada tahun ini akan meningkat dibandingkan profit tahun sebelumnya.

“Dari sisi dana pihak ketiga, kredit atau aset tidak mengalami perubahan, tapi kami ada perubahan dari sisi profit and lost. Prediksi kami profit naik,” ujar Maryono, di Jakarta, Kamis (15/6) lalu.

Pada triwulan I-2017 lalu, laba bersih BTN mencapai Rp594 miliar atau tumbuh 21,03 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo juga optimistis perusahaan switching milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN), akan mampu berkembang dan bersaing dengan perusahaan switching lainnya.

Kartika di Jakarta, Selasa (20/6) menyebutkan, sebanyak 61.000 anjungan tunai mandiri (ATM) milik Himbara nantinya akan menjadi aset JPN, tidak lagi jadi milik bank Himbara. JPN saat ini masih akan fokus melayani bank-bank BUMN.

Keberadaan JPN, lanjut Tiko, memang akan menjadikan bank BUMN lebih efisien, seperti untuk penyediaan ATM keempat bank BUMN sekitar 5.000-6.000 ATM per tahun, dengan harga pembelian per ATM mencapai 7.000 dolar AS.

Adapun survei “Asian Enterprise” 2016 oleh bank terkemuka di Asia, United Overseas Bank (UOB) mengungkapkan 76 persen perusahaan Indonesia optimistis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membantu pertumbuhan bisnis mereka dengan terbuka berbagai peluang perluasan bisnis di wilayah Asia Tenggara.

Keterangan dari UOB yang diterima di Jakarta, Rabu (21/6) menyebutkan optimisme perusahaan Indonesia terhadap MEA tersebut berada di urutan kedua setelah perusahaan-perusahaan Thailand yang menunjukkan tingkat optimisme sebesar 83 persen.

Sebelumnya, Analis riset pasar keuangan FXTM (perusahaan jasa finansial) Lukman Otunuga menyatakan, Bank Dunia menunjukkan optimisme terhadap kondisi perekonomian di Indonesia sehingga berbagai pihak terkait juga perlu menjaga momentum itu.

“Sentimen terhadap ekonomi Indonesia membaik karena laporan bahwa Bank Dunia tetap optimis terhadap keadaan negara ini. Proyeksi pertumbuhan terbaru Bank Dunia menampilkan bahwa ekonomi Indonesia tetap tangguh di tahun 2017 dan termasuk pasar berkembang yang paling menarik,” kata Lukman Otunuga.

Menurut dia, sejumlah hal yang menimbulkan sentimen optimistis tersebut antara lain pertumbuhan kredit yang menyentuh sekitar 10 persen per tahun dan inflasi mulai stabil.

Data ekonomi yang positif tersebut, lanjutnya, menunjukkan prospek secara umum terhadap kondisi ekonomi di Tanah Air juga tampak cerah.

 

Sumber:

finansial.bisnis.com

 

You May Also Like

More From Author