DENPASAR – Aktivitas Gunung Agung menjadi perhatian khusus Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Polri pun memberikan bantuan inovatif berupa aplikasi peringatan dini letusan, yang diharapkan memudahkan dan membantu masyarakat, khususnya yang berada di dekat Gunung Agung, Karangasem.
Asisten Operasional Kapolri Irjen Mochamad Iriawan menjelaskan, aplikasi yang bernama Help Bencana Alam ini terhubung dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang berwenang dalam memantau dan berhak memberikan informasi terkait perkembangan aktivitas Gunung Agung.
Aplikasi yang akan diluncurkan pada Jumat (20/10/2017) hari ini di UKM Center Karangasem itu, dioperasikan melalui HP (handphone) berbasis android dengan cara melakukan install atau pemasangan aplikasi itu lebih dahulu.
Jika HP sudah terpasang aplikasi tersebut, aplikasi Help Bencana Alam akan memberikan nada peringatan dini, apabila Gunung Agung mengalami erupsi atau meletus.
“Untuk bisa meng-install aplikasi tersebut, petugas kepolisian besok (hari ini) akan mengirimkan link install kepada masyarakat,” ucap Mochamad Iriawan yang didampingi Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose, dalam keterangan pers di Markas Polda Bali, Denpasar, Kamis (19/10/2017) pagi.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menambahkan, aplikasi ini diharapkan bisa memudahkan warga ataupun institusi, untuk mempersiapkan langkah-langkah lebih lanjut apabila Gunung Agung erupsi.
Aplikasi ini, lanjutnya, bisa menjadi solusi terbaik daripada cara manual, yakni penggunaan alarm atau sirine di beberapa titik lokasi sekitar gunung, seperti yang pernah terjadi saat meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah pada 2010 silam.
“Sebelumnya masih dipakai cara manual dengan membunyikan alarm di beberapa titik lokasi, yang tidak mungkin terdengar oleh semua warga masyarakat. Kini kami membuat aplikasi ini untuk membantu masyarakat Bali antisipatif apabila terjadi erupsi,” jelas Iriawan di Gedung Rupatama, Mapolda Bali, Kamis (19/10/2017).
Tujuan terpenting hadirnya aplikasi Help Bencana Alam ini, jelas Iriawan, juga untuk meminimalkan jatuhnya korban bencana alam.
Cara kerja aplikasi ini, apabila nanti terjadi erupsi Gunung Agung, petugas PVMBG cukup menekan satu tombol pada aplikasi, dan selanjutnya semua HP android yang sudah terpasang aplikasi tersebut akan berbunyi sebagai peringatan.
Selain bantuan aplikasi, kepolisian juga sudah menyiapkan 1.200 personel Brimob dan pasukan pelopor Mabes Polri yang siap mendukung Polda Bali dalam hal penanggulangan bencana.
“Kalau perlu, helikopter, truk serta tim Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) kepolisian juga dipersiapkan untuk membantu mengangkut atau membawa bantuan untuk pengungsi,” papar Iriawan.
Untuk pengerahan personel, komando tetap berada di bawah kendali Kapolda Bali. Apabila Kapolda Bali memerlukan bantuan, Mabes Polri ikut turun membantu.
Polda NTB dan Polda Jatim juga akan dikerahkan mem-backup Polda Bali jika memang diperlukan saat letusan benar-benar terjadi.
Sementara, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose berharap adanya bantuan inovasi berbasis teknologi ini akan membuat antisipasi dan mitigasi bencana semakin baik lagi.
“Jadi metode penanganan bencana dengan menggunakan teknologi dan yang manual sama-sama dijalankan. Dengan begitu persiapan jadi lebih baik,” terang Petrus.
Saat ini, kata Petrus, anggota Polda Bali sudah ikut terlibat dalam penanganan terkait kondisi Gunung Agung.
Para anggota kepolisian, misalnya, turut menjaga harta-benda warga yang ditinggalkan karena mereka mengungsi.
Mengenai penambangan Galian C yang masih beroperasi di sekitar kawasan Gunung Agung, Kapolda Bali mengaku sudah memerintahkan Kapolres Karangasem untuk mengecek dan mendata truk yang masih beroperasi mengambil pasir di Galian C.
Mengenai masih beroperasinya penambangan Galian C tersebut, menurut kapolda, hal itu tidak terlepas dari instruksi Gubernur Bali Made Mangku Pastika agar pembangunan di Bali tetap berjalan.
Fokus perhatian Petrus Golose adalah agar pembangunan berjalan di satu sisi, dan di sisi lain keselamatan manusia juga harus terjamin.
“Apakah kita harus utamakan keselamatan jiwa atau pembangunan? Menurut saya, dua-duanya harus dijaga. Kita ikut berupaya meminimalisasi kemungkinan korban, tapi kita juga ingin pembangunan di Bali jangan terhenti,” tegasnya.
Namun apabila sekitar Gunung Agung sudah dikatakan sangat berbahaya, Irjen Golose tidak akan mengambil resiko dan akan menutup kawasan tersebut demi mengutamakan keselamatan warga.
“Jika itu membahayakan, kita akan hentikan penambangan. Tetapi saya memerintahkan agar mencari alternatif tempat lain untuk mengambil pasir. Itu untuk proyek Bali juga,” bebernya.
Sumber: Wartakota.tribunnews.com