wartaBHINEKA – Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 5.653 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/7). Maka, hingga Rabu ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yaitu 6.149.084, terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.
Kemarin, pemerintah juga melaporkan penambahan kasus positif di atas 5.000, yaitu sebanyak 5.085.
Kemudian, berdasarkan data yang sama pada hari ini, ada penambahan 2.331 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 5.957.908.
Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 10. Dengan demikian, total orang meninggal dunia menjadi 156.875 jiwa.
Kemudian, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini tercatat ada sebanyak 34.301 kasus. Jumlah ini bertambah 3.312 kasus dari hari sebelumnya.
Selain itu, ada 6.536 suspek Covid-19. Pemerintah juga melaporkan memeriksa 118.906 spesimen dalam 24 jam terakhir.
Jumlah masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama yaitu 202.056.528 orang (97,02 persen), dosis kedua 169.670.768 orang (81,47 persen), dan dosis ketiga atau booster sebanyak 53.625.772 orang (25,75 persen).
Saat ini, pemerintah telah mengonfirmasi temuan subvarian Omicron BA 2.75 atau Centaurus masing-masing dua kasus di DKI Jakarta dan satu di Bali.
Namun, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono meminta warga tidak terlalu khawatir dengan kemunculan subvarian ini.
Dia mengatakan subvarian BA.275 tak terlalu berat. Tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit pun rendah.
Menkes Budi Gunadi Sadikin pun mengatakan penularan subvarian BA.2.75 tidak akan setinggi dua subvarian sebelumnya yakni BA.4 dan BA.5.
Ia menuturkan pemerintah masih menunggu kajian dan penelitian terkait BA.2.75 berdasarkan temuan di sejumlah negara.
“Kalau sementara kita lihat sampai sekarang BA.4 dan BA.5 masih lebih tinggi kenaikannya,” kata Budi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat, Selasa (19/7).
Selain itu, Budi memprediksi puncak kasus Covid-19 bakal meleset dari perkiraan awal. Dengan demikian, puncak lonjakan Covid-19 di Indonesia bisa melewati Juli 2022.
Ia mengatakan melesetnya prediksi lonjakan disebabkan sejumlah hal, di antaranya kedatangan jemaah haji di Indonesia yang dikhawatirkan membawa varian baru, serta temuan anyar dari subvarian Omicron di Indonesia.
Sumber: www.cnnindonesia.com