Rencana Strategi Aksi Konservasi Harimau Sumatera

WartaBHINEKA.com – Jakarta, Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, mengalami pertumbuhan ekonomi sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Berbagai pembangunan terus dilakukan hingga pelosok negeri.

Hutan alam dan satwa sebagai komponen kunci penjaga keseimbangan ekosistem seringkali terlewat diperhitungkan sebagai bagian yang harus dirawat dan modalitas dalam proses pembangunan.

Harimau Sumatra kondisinya saat ini semakin terancam, baik oleh perburuan maupun kehilangan habitat akibat konversi kawasan hutan menjadi perkebunan, pemukiman dan kegiatan pembangunan lainnya.

Salah satu dampak adalah terjadinya konflik antara manusia dengan harimau yang pada umumnya harimau menjadi korban dengan dibunuh atau dikeluarkan dari habitatnya.

Upaya konversi Harimau Sumatra sudah mengalami banyak kemajuan sejak dirumuskannya Strategi Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatra (SRAK Harimau) 2007-2017 yang melibatkan berbagai pihak terkait. Berbagai macam aksi dan inisiasi konservasi telah dilakukan oleh berbagai komponen baik oleh Pemerintah RI, Pemda, LSM, perguruan tinggi, swasta dan masyarakat.

SRAK Harimau 2007-2017 telah berakhir dan draft SRAK Harimau yang baru (2019-2029 sudah disusun bersama-sama dengan berbagai pihak.

Direktur Konsevasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indra Exploitasia mengatakan Pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap konservasi spesies endemik Indonesia. Karena itu, KLHK yang memiliki kewenangan terhadap perlindungan satwa liar akan terus meningkatkan koordinasi dengan sektor terkait dan mitra penting seperti pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk melindungi baik satwa tersebut juga habitatnya. Mengingat habitat dan jalur jelajah harimau sumatra sekitar 61,34% berada di luar kawasan konservasi yang menjadi kewenangan pemerintah daerah maupun swasta.

“Oleh karena itu, dalam upaya konservasi harimau sumatra dan satwa lainnya kami akan berada di belakang pemerintah daerah, untuk terus mendorong perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati,” kata Indra.

Gubernur Jambi melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Akhmad Bastari menyatakan dukungannya terhadap konservasi harimau sumatra dalam pelaksanaan konsultasi publik di Hotel BW Luxury, Jambi, Kamis (2/5).

“Harimau sebagai satwa karismatik memiliki beberapa dimensi, termasuk ekologi, kultural dan ekonomi yang tidak terpisah dan saling melengkapi. Hubungan ini sangat dekat dengan manusia, jika salah satu ekosistem di alam punah akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia kedepan. Saya mendukung upaya pelestarian harimau sumatra dan saya berharap SRAK Harimau 2019-2029 ini juga didukung oleh semua pihak sebagai upaya pelestarian harimau sumatra,” kata Bastari.

Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan bahwa SRAK Harimau 2019-2029 perlu segera diselesaikan.

“Jambi memiliki 4 wilayah yang dihuni harimau sumatra, pembuatan SRAK Harimau 2019-2029 perlu segera diselesaikan mengingat ancaman terhadap harimau semakin tinggi,” kata Rahmad Saleh. Dalam pelaksanaannya, Dirjen KSDAE bekerjasama dengan berbagai pihak dalam memastikan program-program kerja ini terlaksana.

Ketua Forum HarimauKita (FHK) Munawar Kholis mengatakan bahwa konservasi harimau ini perlu dijalankan dengan inovasi dan juga betul-betul memperhatikan berbagai aspek yang bersinggungan dengan masyarakat.

Untuk memastikan adanya sinergi dengan para pemangku kepentingan, maka dibutuhkan konsultasi publik sehingga dapat juga menyempurnakan strategi selama 10 tahun kedepan. “Tujuan besar adalah harimau sumatra lestari, masyarakat sejahtera dan ini sebagai bagian dari keberhasilan pembangunan di Indonesia,” kata Kholis.

sumber. (
http://www.kajanglako.com/id-8092-post-strategi-rencana-aksi-konservasi-harimau-sumatra-20192029.html ).

You May Also Like

More From Author