Ribuan pecinta ayam hias ramaikan gelaran Kontes Ayam Hias Nasional-Indonesian Fowl Show (IFS) 2022 yang diselenggarakan Asosiasi Pecinta Ayam Hias (APAH) di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Minggu (11/12).
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia berlomba-berlomba menampilkan ayam hias terbaiknya dalam sejumlah kategori kontes. Keelokan ayam shamo, suara unik ayam ketawa, hingga lenggok nan apik ayam-ayam serama mewarnai gelaran tersebut.
Ketua pelaksana IFS 2022, Andri Irwansyah mengatakan kegiatan ini terdiri dari 30 jenis kategori kontes yang memperebutkan piala gubernur serta hadiah jutaan rupiah.
“IFS 2022 diadakan atas dasar mempererat silahturahmi kami sebagai pecinta ayam hias. Peserta dan pengunjung diperkirakan lebih dari 1500 orang,” katanya.
“Kami berhrap dapat memperluas wawasan kami terhadap peluang-peluang yang diciptakan dari menampilkan ayam-ayam hias ini. Sehingga, mampu meningkatkan perekonomian para pecintanya,” imbuh Andri.
Senada dengan Andri, ketua APAH, Bima Aqila mengatakan tujuan utama IFS 2022 yaitu merangkul berbagai pihak dan kaangan baik penghobi, peternak, hingga pedagang.
“IFS ini tempat kumpulnya semua komunitas ayam hias. Tujuannya, merangkul berbagai pihak, mulai dari penghobi, pternak, hingga pedagang untuk saling menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.
Untuk penilaian, masing-masing kategori kontes memiliki standar penilaian yang berbeda pula. Ada yang dinilai dari sikap, keindahan tubuh, ekor, hingga suara.
Salah satu kategori kontes, ayam ketawa misalnya, terdiri dari beberapa unsur penilaian seperti, suara yang stabil dan bulat, irama bunyi yang dikeluarkan, serta intensitas bunyi.
“Penilaiannya ada lima kolom penilaian mulai dari angkatan, awalan, akhir, stabilitas, dan irama bunyi yang dikeluarkan ayam,” kata Ketua Persatuan Penggemar Plestari Ayam Ketawa Seluruh Indonesia (P3AKSI), Zaenal ZT.
Selain itu, Zaenal juga menuturkan kontes ayam ketawa yang merupakan ayam khas Indonesia dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan tersebut terdiri dari tiga tipe yakni, tipe dangdut, tipe selow, dan tipe gretek atau disko.
“Nah dalam kontes ayam ketawa dibagi dalam tiga tipe. Yang pertama selow, bunyinya ada jeda dan lambat. Kedua tipe dangdut, bunyinya terdengar seperti ketukan dangdut. Lalu ketiga tipe gretek atau disko, bunyinya cepat, jedanya sebentar,” tuturnya.
“Jadi ayam ketawa ini dulunya adalah peliharaan bangsawan-bangsawan bugis. Karena perkembangan zaman, ayam ketawa bisa dikoleksi oleh siapa saja, dan semakin ke sini peminatnya semakin banyak. Bahkan berkembang menjadi salah satu ayam yang bisa dikonteskan seperti sekarang,” imbuh Zaenal. (sir)
Source RADARBANDUNG.id