Jakarta, wartaBhineka – Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai, kinerja APBN 2023 ditutup dengan baik. Hal ini tercermin dari penerimaan dan belanja yang melampaui target, disertai defisit anggaran yang lebih rendah dari target.
“Jadi ini cerita APBN 2023, kita sebutkan tadi the end of the journey, akhir dari perjalanan semenjak shock pandemi terjadi, ditutup dengan husnul khotimah. Kalau orang mengatakan cukup baik,” kata dia dalam konferensi pers Realisasi APBN 2023, di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Bendahara negara itu menyebutkan, di tengah kondisi global yang volatil, APBN masih mampu menorehkan kinerja yang sehat dan terjaga. Selain berperan sebagai shock absorber, keuangan negara disebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari sisi pendapatan, pemerintah masih mampu merealisasikan pendapatan sebesar Rp 2.774,3 triliun. Nilai itu setara dengan 105,2 persen dari target teranyar pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023, yakni sebesar Rp 2.637,2 triliun.
Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp 3.121,9 triliun sepanjang tahun 2023. Nilai itu pun melampaui target, yakni setara 100,2 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3.117,2 triliun.
“Belanja masih ekspansif, lebih tinggi dari 2 tahun berturut-turut,” ujar Sri Mulyani.
Walaupun pendapatan dan belanja negara melampaui target, realisasi defisit anggaran hanya mencapai Rp 347,6 triliun. Nilai itu hanya mencapai 72,4 persen dari alokasi yang disiapkan pemerintah, yaitu sebesar Rp 479,9 triliun. Nilai realisasi defisit itu setara dengan 1,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Rasio ini pun menjadi yang terendah sejak 2011.
“Pendapatannya tinggi, belanjanya tetap bisa mendukung banyak sekali program-program prioritas nasional dan menjaga masyarakat, namun defisitnya jauh lebih rendah,” kata Sri Mulyani.