wartaBHINEKA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut urbanisasi merupakan tantangan bagi semua negara di ASEAN. Dia mengatakan saat ini urbanisasi telah menjadi fenomena utama dalam pembangunan perkotaan di seluruh dunia, termasuk ASEAN.
Hal itu diungkapkan Tito dalam acara The 6th Annual Meeting of The ASEAN Smart Cities Network (ASCN) di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Rabu (12/7/2023).
Tito memaparkan berdasarkan sumber Statista pada Juli 2023 disebutkan persentase urbanisasi di semua negara secara global telah mencapai 57 persen. Benua Amerika Utara memiliki persentase urbanisasi tertinggi, yakni sekitar 83 persen.
Melihat tingginya arus urbanisasi, Tito menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas (smart city) sesuai dengan tujuan utama ASCN, yaitu meningkatkan kehidupan warga perkotaan ASEAN. Hal ini mengingat peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh urbanisasi dan masifnya digitalisasi.
“Teknologi informasi adalah kunci untuk menciptakan pelayanan perkotaan yang efektif dan efisien,” ungkap Tito.
Tito menuturkan dari 38 provinsi, 98 kota, dan 416 kabupaten di Indonesia sudah ada beberapa daerah yang menggunakan teknologi digital, termasuk penerapan digital secara menyeluruh pada pelayanan pemerintahan. Namun, sambung Tito, masih banyak daerah mengandalkan cara manual.
Tito menambahkan berdasarkan data Statista, pada tahun 2022 pengguna internet Indonesia mencapai 224,01 juta atau 80,87 persen dari 277 juta penduduk. Oleh sebab itu, menurutnya, Indonesia harus bisa memperkuat pemerintahan dengan menggunakan teknologi digital melalui kota cerdas, serta pemerintahan perdesaan yang cerdas.
Tito menjelaskan guna mencapai hal tersebut, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, di antaranya meningkatkan anggaran dan membangun infrastruktur, mengubah budaya masyarakat, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta menentukan platform digital teknis.
.
(Sumber: detik)